Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Usai Wisuda, Haruskah Langsung Berpikir Kerja?

6 Mei 2018   07:31 Diperbarui: 6 Mei 2018   17:39 2128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, yang jauh lebih penting dari itu, ambillah jeda terlebih dulu. Susun "srategi perangmu". Tulis daftar passionmu, kelebihanmu dan coba maksimalkan itu. Terlebih, di era kekinian, ada banyak orang yang tidak lagi memilih untuk bekerja di kantor/perusahaan. Ada banyak orang dengan skill di bidang tertentu (yang awalnya biasa lantas terus berproses sehingga kemudian menonjol) yang lebih suka bekerja tanpa batasan ruang dan jam kerja atau bahkan tidak perlu repot memasukkan lamaran pekerjaan.

Yang perlu disadari, bekerja itu tidak melulu dimaknai dengan berangkat ke kantor di hari-hari kerja. Bekerja juga tidak selalu dimaknai berangkat pagi pulang sore/malam. Meski, banyak orang yang terlanjur memaknai "bekerja" sebagai rutinitas yang begitu sehingga mereka yang tidak melakoni rutinitas itu seolah-olah dianggap tidak bekerja. 

Saya juga pernah melalui fase-fase rutin auto seperti itu. Lantas, saya menemukan dan menjalani fase baru. Bahwa, bekerja bukan melulu tentang tempat kerja dan jam kerja yang kaku.

Karena, bekerja itu soal rasa. Ia bukan tentang duit saja. Ada yang jauh lebih bermakna. Sebab, kalau hanya soal duit, bila kau punya kemampuan yang dicari banyak orang, bila kau punya sikap yang disukai banyak orang, Insya Alla duit yang akan menghampirimu.

Ah ya, kepada keponakan saya dan juga anak-anak muda yang baru saja diwisuda, mari belajar dari situasi yang dihadapi pelatih sepak bola yang baru saja memenangkan pertandingan penting dan akan menghadapi pertandingan yang jauh lebih penting dan bahkan lebih berat. 

Saya memang antusias membaca komentar dari pelatih-pelatih yang kerapkali menghadapi situasi seperti ini. Dan, kalimat yang saya sukai dari mereka diantaranya begini. 

"Untuk saat ini, kami ingin menikmati kemenangan hebat ini bersama para fans. Baru, kami akan mengevaluasi dan berpikir bagaimana cara menghadapi pertandingan penting pekan depan". 

Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun