Raut muka datar Muhamad Fikser seketika berubah semringah ketika saya ajak bicara perihal potensi pariwisata dan keunikan Papua. Pria kelahiran Serui ini lantas berkisah panjang lebar perihal keindahan alam dan kekayaan budaya Papua. Bercerita indahnya pantai-pantai Papua, perawan nya hutan Papua, seru nya mengintip burung Cendrawasih kawin, hingga meriahnya festival antar suku.
Hampir satu jam, Fikser dengan aksen bicaranya yang khas orang Papua, mengajak saya mengunjungi spot-spot wisata di Papua lewat ceritanya. Bahkan, andai tidak ada tamu yang datang, obrolan itu bisa lebih lama. Dia masih bersemangat menceritakan segala potensi wisata Papua didasarkan pengalaman dan pengetahuannya.
Dari obrolan itu, saya jadi tahu, ada banyak potensi wisata alam di Papua yang masih belum terekspos dan belum diketahui publik di luar Papua. Dari 29 kabupaten/kota di Papua, hampir semuanya punya potensi wisata alam yang masih alami, bak lukisan Tuhan. Dari Puncak Jaya yang merupakan kota tertinggi di Papua, hingga Merauke yang merupakan kota terendah, semuanya punya potensi wisata alam mengagumkan.
Mengenal Potensi Wisata Papua; Terhampar Dari Pantai ke Gunung
Bicara potensi pariwisata dan keunikan di Papua, ibarat kita tengah membuka sebuah buku tebal yang pada setiap lembaran nya menampilkan foto-foto eksotis panorama alam. Dari puncak gunung, lembah, danau, hutan, padang rumput, hingga tepian pantai. Semuanya menawan. Pada lembaran buku tebal itu juga terpajang eksotisme tradisi budaya suku-suku di Papua, pesona makanan dan minuman tradisional nya, hingga keunikan rumah adatnya yang tiada duanya. Saking banyaknya potensi dan keunikan Papua, jumlah halaman buku itu boleh jadi mencapai ratusan. Bahkan bisa ribuan.
Memang, ketika menyebut potensi wisata Papua, ingatan kita langsung tertuju pada Raja Ampat yang pesonanya telah mendunia dan jadi destinasi wisatawan nusantara dan mancanagera yang datang ke Papua. Atau Teluk Cendrawasih yang merupakan taman nasional dengan ‘paket lengkap ekosistem”. Atau juga Danau Sentani, danau terbesar di Papua dengan segala pesonanya.
Namun, pesona wisata Papua bukan hanya di Raja Ampat atau Teluk Cendrawasih. Papua juga punya banyak potensi wisata yang luar biasa indah. Hanya saja, karena jarang diekspos, belum banyak wisatawan tahu tempat-tempat baru itu. Hanya mereka yang pernah dan tinggal di Papua yang bisa menceritakan keindahan ‘surga tersembunyi’ itu
Salah satu “surga yang belum banyak dilihat” itu ada di Biak. Biak punya gugusan pulau dan pantai luar biasa indah. Ada pulau Meosmangguandi, Rasi dan Kebori. Kecuali Meosmangguandi, pulau -pulau kecil tak berpenghuni itu dipenuhi butiran pasir putih halus yang bergradasi dengan birunya laut dengan ikan kecil aneka warna. Ada juga Kepulauan Padaido yang punya pemandangan alam bawah laut mempesona sehingga bisa menjadi spot idaman wisatawan yang hobi diving dan snorkling.
Papua juga punya Pulau Nau. Pulau di Kabupaten Waropen ini punya terumbu karang yang amat sangat cantik dan masih alami. Bahkan, terumbu karang di Pulau Nau dianggap tak kalah dengan di Bunaken. Di Pulau Nau pula, wisatawan bisa menyelam sembari melihat penyu besar yang oleh orang Papua disebut Teteruga.
“Di Pulau Nau itu kita bisa melihat teteruga yang besarnya sebesar meja. Alam nya sangat cantik karena masih alami. Kehidupan biota laut nya terjaga. Orang sana kalau nangkap ikan pakai alat tradisional, tanpa tabung pernafasan. Dan kalau nangkap ikan hanya jenis tertentu saja,” ujar Fikser.
Potensi wisata Papua tak hanya pantai dan gugusan pulau indah. Di Merauke ada Taman Nasional Wasur yang dipenuhi hamparan padang rumput savana berhias danau-danau kecil dengan bunga teratai. Di sana, hidup berbagai jenis binatang semisal Laolao (sejenis kanguru), rusa, sapi hutan dan berbagai jenis burung. Dan yang paling wow, kita bisa melihat dari dekat rumah semut Musamus yang tingginya mencapai 3 hingga 4 meter.
Serunya Mengintip Cenderawasi Kawin
Datang ke Papua, selain bisa menemukan ‘surga yang tersembunyi’, kita juga bisa menyaksikan momen langka yang hanya ada di Papua. Di kepulauan Yapen yang tidak jauh dari Serui, ada hutan lindung yang merupakan rumah burung khas Papua: Cendrawasih. Selain postur nya lebih besar, burung Cendrawasih di hutan lindung ini warna kuning nya lebih keemasan.
Ya, wisatawan bisa melihat Cendrawasih di Yapen dengan didampingi pemandu yang merupakan warga setempat. Waktu terbaik untuk mengintip Cendrawasih adalah pagi dan sore hari. Sebelum naik ke gunung, wisatawan bisa menginap di rumah warga sembari berbaur dan melihat tradisi budayanya. Sekarang ini, selain ada Undang-Undang yang mengatur, warga di sana punya kesadaran untuk menjaga Cendrawasih.
Wisatawan bisa melihat Cendrawasih hidup di alam bebas dari jarak dekat. Dan bila beruntung, bisa mengintip Cendrawasih kawin. Ketika Cendrawasih jantan menari-nari dengan mengepakkan sayap sembari mengeluarkan kemampuan bersuara terbaik nya. Inilah momen yang paling dtunggu-tunggu wisatawan. “Jangankan wisatawan, orang Papua juga menunggu itu. Ada kepercayaan, orang bila bisa melihat Cendrawasih kawin, akan mendapatkan keberuntungan,” kata Fikser.
Atraksi Perang Antarsuku
Keragaman suku dan budaya di Papua, juga bisa jadi daya tarik untuk mengundang wisatawan. Di sekitar danau Sentani di Jayapura, setiap tahunnya ada festival budaya yang diikuti lebih dari 10 suku. Dua kelompok besar suku di Papua: suku yang tinggal di pesisir pantai dan suku mendiami pegunungan yang punya budaya berbeda, ikut dalam festival ini. Tampilan budaya yang masih original plus pesona danau Sentani, menjadi daya tarik festival tahunan ini.
Pentingnya Perhatian Pemerintah Daerah
Ya, Papua punya banyak ‘surga tersembunyi’ berupa pesona wisata yang cantik luar biasa dan keunikan tradisi budaya yang tiada dua. Semua potensi itu, bisa menjadi magnet yang kuat untuk menarik wisatawan datang ke Papua. Nah, untuk menarik wisatawan agar mau datang, perlu peran pemerintah daerah (Pemda) di Papua.
Pemda wajib lebih bekerja keras guna mengangkat potensi wisata daerah nya. Kerja keras itu bisa berupa perbaikan sarana infrastruktur semisal mempermudah akses menuju lokasi wisata, memperbanyak penunjuk informasi, hingga membangun sarana prasana di lokasi wisata. Tentunya itu harus didukung dengan anggaran yang dianggarkan setiap tahunnya dari APBD untuk alokasi sektor pariwisata. Pemda juga bisa menggandeng sektor swasta semisal perusahaan untuk menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan nya untuk pengadaan ataupun perbaikan sarana prasana pariwisata.
Bila akses menuju lokasi wisata lebih diperbaiki juga sarana prasana di lokasi wisata dilengkapi, sehingga wisatawan mendapat kemudahan untuk menikmati liburannya, angka kunjungan wisatawan ke Papua sangat mungkin akan melonjak.
Promosi Lewat Website
Namun, ada hal lain yang juga tidak kalah penting selain perbaikan sarana infrastruktur. Yakni promosi. Ada banyak potensi wisata Papua tersebut yang belum dikenalkan kepada dunia. Jadinya, potensi wisata itu sekadar diketahui warga setempat. Kalaupun ada wisatawan luar yang tahu, jumlah nya belum terlalu banyak.
Saya pernah berkunjung ke website resmi Pemerintah Provinsi Papua, www.papua.go.id. Mencari tahu bagaimana promosi wisata oleh Pemprov setempat. Memang, di website itu tertera petunjuk beberapa wisata di Papua. Dari wisata pantai, hingga budaya. Hanya saja, tampilannya belum menarik karena sekadar berupa narasi singkat tempat wisata nya. Akan lebih menarik bila informasi spot wisata yang dipajang di website tersebut, juga disertai foto-foto wisata selain narasi yang menggoda. Tentunya daya pikatnya untuk menarik wisatawan, akan jauh lebih kuat ketimbang hanya tulisan.
Selama ini, promosi wisata Papua justru lebih banyak dari testimoni wisatawan yang pernah datang ke sana melali tulisan dan tampilan foto di blog pribadi. Atau juga di akun media sosial seperti Facebook dan Instagram. Saya mendapatkan banyak informasi dan gamabr tentang Papua dari akun Facebook Suara Papua - SAYA Indonesia. Namun, blog dan akun pribadi media sosial, efek nya tentu kurang se-masif dibanding webiste resmi Pemprov Papua yang bisa dengan mudah menjadi jujugan untuk mencari informasi.
Memang, selama ini, orang yang hendak datang ke Papua, selalu berpikir jauh nya dan juga sarana tansportasi udara untuk menuju ke sana. Butuh biaya mahal. Namun, bila promosi yang dilakukan sangat menggoda, ketika wisatawan disuguhi tampilan pesona wisata alam yang teramat cantik dan keunikan wisata budayanya, rasanya biaya hanya urusan kesekian. Karena memang, Papua punya potensi wisata yang bisa mendunia. Tinggal bagaimana membuat nya go global dan dikenal dunia. Salam. (*)
Akun Twitter: Hadi Santoso
Akun Facebook: Hadi Santoso
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H