“Chelsea tidak akan bisa menghilangkan nama saya dari sejarah mereka.”
Begitu kata Jose Mourinho saat tim barunya, Manchester United berjumpa “cinta lama” nya, Chelsea, di London, pada laga lanjutan Liga Inggris, Minggu (23/10) malam. Mourinho mungkin benar. Dengan pernah melatih Chelsea dalam dua periode, dengan pernah memberi tiga trofi Liga Primer Inggris dan Piala FA, namanya memang telah tertulis dalam sejarah Chelsea.
Namun, Mourinho mungkin lupa. Bahwa sejarah (baca kenangan) itu sejatinya hanya untuk dikenang. Itu saja. Nama Mou mungkin akan dikenang (sebagian) fans Chelsea sebagai salah satu pelatih hebat yang pernah melatih klub Singa Biru ini. Namun, dikenang bukan berarti untuk terus dicintai. Nyatanya, fans Chelsea kini sudah punya “cinta baru” bernama Antonio Conte.
Yang terjadi, Conte, sang cinta barunya fans Chelsea itu, ternyata memberikan kekalahan menyakitkan bagi Mourinho. Chelsea menghajar Manchester United 4-0. Ini bak jadi kekalahan abadi bagi Mourinho. Kekalahan yang rasanya akan sulit hilang dari ingatannya. Ketika Mourinho untuk kali pertama kembali ke Stamford Bridge--markas Chelsea---dalam kapasitas melatih klub Inggris pertamanya selain Chelsea.
Itu sama seperti ‘kemenangan abadi’ yang diraih Mourinho kala mengantar Inter Milan menang atas klub cinta lama nya itu pada fase knock out (bila tidak salah di perempat final) Liga Champions 2009/10. Itu kemenangan yang tak lekang dalam ingatan. Ya, Mourinho sebelumnya memang pernah kembali ke Stamford Bridge. Tapi hasilnya tidak pedih seperti kali ini.
Laga belum berjalan genap satu menit, Mou sudah harus melihat gawang timnya jebol. Adalah Pedro yang tiba-tiba nyelenong merusak jebakan off side bek-bek United kala mengejar umpan Marcos Asensio. Berikutnya, wajah Mou lebih sering tersenyum kecut kala melihat anak asuhnya bolak-balik salah umpan.
Utamanya lini belakang yang terlihat bak ‘bek-bek amatiran yang grogi menghadapi gempuran pemain-pemain Chelsea’. Juga trio lini tengah nya, Ander Herrera, Marouane Fellaini dan pemain termahal sejagad, Paul Pogba yang kalah telak dari duo gelandang Chelsea, Nemanja Matic dan N’Golo Kante yang terlihat dominan.
Wajah Mou kian lesu ketika mantan anak asuhnya, Gary Cahill mencipta gol kedua untuk mengakhiri babak pertama. Di babak kedua, situasi bukannya berubah, United terlihat bak tim yang kebingungan. Sekadar mengoper bola ke sayap tapi tak mampu menciptakan peluang yang riil berbahaya.
Dan ketika Eden Hazard mencipta gol ketiga Chelsea, tayangan televisi menampilkan respons beda Conte dan Mou secara berbarengan. Mou terlihat sudah pasrah. Wajahnya sayu. Sesekali dia terlihat ngobrol dengan asisten nya, Rui Faria. Dari gesture nya, Mou terlihat kesal. Kamera juga acapkali menjepretnya tengah menyeruput air minum di botol merah nya.
Dan, puncaknya ketika Kante mencipta gol keempat. Conte yang sepanjang laga kegirangan, terlihat berangkulan dengan asistennya. Tidak hanya itu, dia juga mengajak fans Chelsea di tribun untuk meneriakkan yel-yel guna memotivasi pemainnya.