Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pujian dan Kritikan untuk Timnas Indonesia (*dari Laga Lawan Vietnam)

10 Oktober 2016   13:59 Diperbarui: 10 Oktober 2016   14:09 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepakan Zulham Zamrun (kiri) yang berbuah gol pertama Indonesia/Kompas.com

Dua gol Vietnam rasanya tidak akan terjadi bila pemain kita lebih fokus. Lebih tenang. Gol pertama Vietnam di menit ke-4, tercipta karena kegugupan pemain kita ketika mendapat serangan beruntun. Bola yang seharusnya sudah dikuasai, justru dikembalikan ke pemain Vietnam. Ya, bermula dari clearence yang terburu-buru dari bek kita, bola justru jatuh kaki ke kaki Le Van Tahn yang lantas menendang bola dari luar kotak penalti.

Sementara gol kedua, proses mula nya hampir sama dengan gol pertama. Berawal dari serangan di sisi kanan pertahanan Indonesia. Lewat umpan cepat satu dua yang diakhiri umpan crossing, bek-bek kita terlalu fokus pada bola yang datang tanpa melihat pemain Vietnam yang datang. Maka, ketika Vu Minh Tuan tiba-tiba sudah berada di dekat gawang dan tinggal menendang bola, bek-bek kita sudah sangat terlambat menutup pergerakannya.

Kesalahan seperti ini yang harus dihilangkan. Tidak boleh ada kegagapan bek-bek kita yang berujung pada kesalahan ketika lawan tengah melakukan serangan. Butuh komunikasi yang bagus antara kiper Andritani Ardhiyasa dan empat bek Benny Wahyudi, Abdul Abanda Rahman, Ferry Aryanto dan Basna. Butuh pengertian yang tanpa dikatakan tetapi saling paham pergerakan rekan.

Adapun PR keduanya adalah pertanyaan ada apa dengan babak kedua? Kita tahu, dalam dua laga uji coba, dari lima gol yang bisa kita cetak, semuanya terjadi di babak pertama. Ketika menang melawan Malaysia, tiga gol terjadi di babak pertama. Babak kedua tidak ada gol. Begitu juga melawan Vietnam. Kita seolah hanya ganas di babak pertama saja.

Ketika melawan Malaysia, Zulham dan Boaz ditarik saat jeda. Pergantian itu yang dianggap menjadi penyebab Indonesia gagal bikin gol di babak kedua. Toh, saat melawan Vietnam, saat Boaz dan Irfan ditarik pada 15 menit terakhir, kita juga tidak bisa bikin gol. Meski, kabar bagusnya, kita juga tidak pernah kemasukan gol di babak kedua.

Pernyataan Alfred Riedl yang mengatakan bahwa kondisi fisik pemain Timnas Indonesia perlu ditingkatkan, menarik untuk disimak. Bisa jadi, kondisi fisik yang tidak bugar tahan lama itulah yang menjadi penyebab sulitnya kita membuat gol di babak kedua. Karenanya, fisik menjadi target Riedl untuk ditingkatkan jelang tampil di turnamen sesungguhnya.

Penampilan Indonesia di babak kedua yang seolah jadi misteri ini perlu dipecahkan. PR ini harus dibenahi. Sebab, pertandingan sepak bola itu 90 menit lebih. Bukan hanya 45 menit pertama. Semoga Timnas Indonesia bisa membenahi kekurangan yang masih terlihat. Sehingga, kita tampil di Piala AFF 2016 dalam kondisi benar-benar “siap perang” dan siap jadi pemenang. Salam Seduluran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun