Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Empat Hal, “Pembunuh Harapan” Leicester City Mempertahankan Trofi

8 Agustus 2016   13:20 Diperbarui: 8 Agustus 2016   18:34 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Burnley (home)

Man.United (away)

Southampton (home)

Chelsea (away)

Crystal Palace (home)

Tottenham (away)

Dari jadwal itu, terlihat bahwa Leicester sudah harus menghadapi lima tim berat dalam 10 laga awal. Sialnya, empat diantaranya dimainkan di kandang lawan. Hanya Arsenal yang mereka jamu di King Power Stadium.

Dari situ, gambaran seberapa besar peluang Leicester mempertahankan gelar Liga Inggris, atau setidaknya bersaing di papan atas, bisa terlihat. Andai berhasil meraih hasil-hasil bagus di 10 laga awal ini, Leicester bisa berada di klasemen atas. Namun, sebaliknya, bila gagal meraih hasil bagus, posisi Leicester akan tercecer di papan tengah, atau malah papan bawah.  

Toh, Wes Morgan percaya diri, timnya bisa melewati laga-laga berat di awal Liga Inggris 2016/17 dengan keren. “Jika bermain dalam penampilan terbaik, kami bisa mengalahkan tim manapun,” koar nya.

Saya tidak meragukan semangat dan kebersamaan pemain-pemain Leicester. Danny Drinkwater dan Jamie Vardy bertahan karena cinta klub ini. Pun, Riyadh Mahrez yang terus digoda klub-klub besar, juga kemungkinan besar bertahan. “Mereka ingin bertahan karena kebersamaan di klub ini yang seperti keluarga,” ujar Ranieri.

Masalahnya, sepak bola terkadang bukan hanya soal semangat dan kebersamaan. Tetapi juga kemampuan individu pemain di beberapa posisi penting. Musim lalu, profil Kante sebagai gelandang bertahan yang mau terus berlari merebut bola dari kaki lawan, memotong umpan lawan plus kemampuan memberikan umpan kunci dari lini tengah, serta bisa berperan sebagai “tembok” yang melindungi lini belakang, menjadi alasan mengapa lini tengah Leicester acapkali menang duel ketika melawan tim-tim besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun