Burnley (home)
Man.United (away)
Southampton (home)
Chelsea (away)
Crystal Palace (home)
Tottenham (away)
Dari jadwal itu, terlihat bahwa Leicester sudah harus menghadapi lima tim berat dalam 10 laga awal. Sialnya, empat diantaranya dimainkan di kandang lawan. Hanya Arsenal yang mereka jamu di King Power Stadium.
Dari situ, gambaran seberapa besar peluang Leicester mempertahankan gelar Liga Inggris, atau setidaknya bersaing di papan atas, bisa terlihat. Andai berhasil meraih hasil-hasil bagus di 10 laga awal ini, Leicester bisa berada di klasemen atas. Namun, sebaliknya, bila gagal meraih hasil bagus, posisi Leicester akan tercecer di papan tengah, atau malah papan bawah.
Toh, Wes Morgan percaya diri, timnya bisa melewati laga-laga berat di awal Liga Inggris 2016/17 dengan keren. “Jika bermain dalam penampilan terbaik, kami bisa mengalahkan tim manapun,” koar nya.
Saya tidak meragukan semangat dan kebersamaan pemain-pemain Leicester. Danny Drinkwater dan Jamie Vardy bertahan karena cinta klub ini. Pun, Riyadh Mahrez yang terus digoda klub-klub besar, juga kemungkinan besar bertahan. “Mereka ingin bertahan karena kebersamaan di klub ini yang seperti keluarga,” ujar Ranieri.
Masalahnya, sepak bola terkadang bukan hanya soal semangat dan kebersamaan. Tetapi juga kemampuan individu pemain di beberapa posisi penting. Musim lalu, profil Kante sebagai gelandang bertahan yang mau terus berlari merebut bola dari kaki lawan, memotong umpan lawan plus kemampuan memberikan umpan kunci dari lini tengah, serta bisa berperan sebagai “tembok” yang melindungi lini belakang, menjadi alasan mengapa lini tengah Leicester acapkali menang duel ketika melawan tim-tim besar.