Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seperti Anies Baswedan, Banggalah Berbahasa Indonesia!

29 Juli 2016   13:15 Diperbarui: 29 Juli 2016   15:58 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kutipan Anies Baswedan/AniesBaswedan.com

Saya yakin se-yakinnya, Pak Anies sangat mampu berbahasa Inggris dengan fasih. Tetapi, dia lebih memilih untuk berbahasa Indonesia. Dan, ketika diucapkan/ditulis oleh Pak Anies, bahasa Indonesia itu terdengar/terlihat sangat keren. Simak penggalan kalimat dari surat perpisahan Pak Anies ini:

Saya menemukan mutiara-mutiara berkilauan di sudut-sudut tersulit Republik ini. Dinding kelas bisa reyot dan rapuh, tapi semangat guru, siswa dan orangtua tegak kokoh. Dalam berbagai kesederhanaan fasilitas, sebuah PR besar Pemerintah, saya melihat gelora keceriaan belajar yang luar biasa”.

Bahasanya sangat Indonesia. Tetapi sangat menggelora. Kata-kata seperti “reyot” atau “semangat”, sebenarnya sangat sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Tetapi, begitu dirangkai menjadi kalimat, sungguh terdengar penuh pesona. Sangat menggugah dan maknanya dalam.

Begitu juga beberapa kutipan Pak Anies yang sudah menjadi “kalimat abadi” karena sudah diberi label “kutipan favorit”. Begitu menggugah dan bertenaga. Diantaranya kalimat:  

Mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak terdidik di Republik ini adalah "dosa" setiap orang terdidik yang dimiliki di Republik ini. Anak-anak nusantara tidak berbeda. Mereka semua berpotensi. Mereka hanya dibedakan oleh keadaan”.

Orang-orang baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena banyaknya orang-orang baik yang diam dan mendiamkan”.

Kalimat yang terakhir itu adalah ajakan Anies Baswedan ketika menggagas gerakan TurunTangan yang mendorong orang baik untuk masuk ke ranah politik. Mungkin itu bukan kalimat yang langka. Tetapi, ketika sebelum membaca kalimat ini, rasanya tidak akan terpikirkan akan ada kalimat kutipan dengan substansi yang seperti itu.

Salah satu kutipan Anies Baswedan/AniesBaswedan.com
Salah satu kutipan Anies Baswedan/AniesBaswedan.com
Bagi saya, Anies Baswedan adalah figur contoh dalam hal berbahasa Indonesia yang sebenar-benarnya. Dia adalah sosok yang bangga dengan bahasa ibu nya. Seharusnya, itu diteladani tokoh-tokoh di negeri ini. Karena, kalau bukan orang Indonesia, siapa lagi yang berbangga menggunakan bahasa Indonesia.

Karenanya, saya senang, sekarang ini, bukan hanya Pak Anies yang bisa menyampaikan kalimat-kalimat bahasa Indonesia dengan hebat dan berenergi. Ada beberapa pemimpin di negeri ini baik di kabupaten/kota, regional hingga nasional yang juga bangga berbahasa Indonesia. Serta, mampu memunculkan kalimat menggugah dengan pilihan diksi yang terdengar manis.

Beberapa media massa besar di Indonesia, juga berbangga dengan penggunaan bahasa Indonesia dibandingkan memakai kata asing. Salah satu nya Kompas yang kini lebih memilih kata “media daring” daripada “ media online”. Tabloid Bola juga sudah lebih suka menggunakan kata “sepak mula” daripada “kick off”.

Saya yakin para pemimpin itu, mereka mampu berbahasa Inggris. Tapi, kenapa juga mesti "latah" berbahasa Inggris bila masih menjejakkan kaki di Indonesia. Kenapa merasa bangga mencomot kata-kata bahasa Inggris bila semua lawan bicara nya adalah manusia yang bahasa ibu nya adalah “bahasa Indonesia”. Padahal, mencomot satu dua kata bahasa Inggris tidak lantas menjadikan dia keren atau kalimat nya diabadikan dalam “kutipan terbaik”. Mari, bangga berbahasa Indonesia. Seperti Pak Anies.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun