Sebab, ketika anak terbiasa mendapatkan pengetahuan yang benar serta motivasi dan penguatan mental dari orang tua nya, mereka tidak akan jadi anak bermental rapuh. Ketika mendapat masalah, mereka bisa tegar dan akan mengobrol dengan orang tua nya yang mereka percaya bisa memberikan solusi. Bukannya lari pada orang yang salah sehingga malah bertindak salah.
Perhatian Pemerintah
Tentu saja, upaya membentuk remaja bermental sehat dan memiliki kesehatan reproduksi berkualitas, bukan hanya tugas keluarga. Tapi juga pemerintah. Dan kabar bagusnya, pemerintah memahami bahwa akar persoalan ini ada pada keluarga. Karenanya, pemerintah punya banyak program untuk mengembalikan ruh keluarga dan merekatkan kembali nilai-nilai keluarga yang hilang.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga negara yang menaungi bidang kesehatan reproduksi, telah membuat program edukasi dini terutama wawasan terkait seks di kalangan remaja. Ada juga Gerakan Nasional Anti Kekerasan Seksual terhadap Anak (GN-Aksa) untuk mengatasi berbagai permasalahan kekerasan terhadap anak. Bahkan, ada Instruksi Presiden (Inpres) yang diharapkan akan mendorong para aparat penegak hukum agar lebih bernyali dalam memberantas kejahatan seksual terhadap anak sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
“KKI ini dapat dijadikan momentum kebangkitan keluarga sebagai lembaga pertama dan utama dalam melakukan revolusi mental berbasis keluarga berlandaskan Pancasila”. Begitu kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapary seperti termuat dalam websiten BKKBN (http://www.bkkbn.go.id/ pada 4 Juni lalu).
Semua program yang digalakkan pemerintah itu mengerucut pada satu hal, yakni penguatan nilai-nilai keluarga. Bahwa, tiap keluarga harus memiliki ruh sebagai keluarga. Ketika setiap keluarga telah merevolusi mental menjadi keluarga harmonis dengan “hiasan” kasih sayang, peduli, saling menghormati, bertanggung jawab yang selaras dengan Pancasila, maka akan muncul generasi anak muda yang memiliki kesehatan reproduksi berkualitas dan juga sehat mentalnya. Salam. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H