Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melawan “Sang Raksasa” Argentina, Bisa Apa Amerika Serikat?

21 Juni 2016   15:35 Diperbarui: 23 Juni 2016   12:44 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juergen Klinsmann tak gentar melawan Argentina/Los Angeles Times

Argentina itu bisa dikalahkan. Mereka juga bisa berbuat salah. Dan kesalahan itu yang akan kami maksimalkan”.

Begitu ucapan pertama Pelatih Amerika Serikat, Juergen Klinsmann ketika sesi jumpa pers jelang pertandingan semifinal Copa America 2016 yang mempertemukan Amerika Serikat (AS) melawan favorit juara, Argentina, Selasa (21/6) malam waktu AS atau Rabu (22/6) pagi waktu Indonesia.

Klinsmann tidak sedang mabuk ketika mengucap kalimat itu. Dia sadar se-sadarnya. Dia juga sadar bahwa Argentina adalah favorit dan tim terkuat di turnamen ini. Dia juga tahu, Argentina punya ‘artis paling terkenal’ di sepak bola bernama Lionel Messi. Artis yang paling ingin dilihat oleh 70 ribu pasang mata yang sudah membeli tiket laga semifinal ini.  

Tetapi, Klinsmann juga sadar bahwa sekuat apapun lawan yang akan dihadapi, tidak boleh ada kata minder. Karenanya, dia pun memilih untuk optimistis. Dia memlih untuk membesarkan hati dan mental anak asuhnya, bahwa sang raksasa bola bernama Argentina itu bisa dikalahkan. Apalagi, striker AS, Clint Dempsey tengah bagus-bagusnya. Eks striker Tottenham Hotspur ini sudah bikin tiga gol. 

“Kami tidak takut melawan mereka (Argentina). Kami sudah siap. Justru pengalaman bertanding di pertandingan seperti ini yang kami tunggu-tunggu,” koar Klinsmann dikutip dari laman ESPN.

Clint Dempsey, Bisakah menjebol gawang Argentina?/US Soccer
Clint Dempsey, Bisakah menjebol gawang Argentina?/US Soccer
Amerika Serikat, meski berstatus tuan rumah, memang tidak difavoritkan di laga ini. Bahkan, ada yang menyebut, hanya ilusi membayangkan AS akan bisa tampil di final. Maklum, meski Clint Dempsey dan kawan-kawan lolos ke semifinal dengan mengalahkan beberapa tim bagus seperti Kosta Rika, Paraguay dan Ekuador, tetapi itu tidak serta merta menaikkan level AS dalam turnamen yang berusia 100 tahun ini. Sebab, level ketiga tim itu belum sebanding dengan Argentina.

Apalagi, Argentina tampil sempurna di Copa America 2016 ini. Mereka lah satu-satunya tim yang selalu menang. Mencetak 14 gol dan hanya kemasukan dua gol. Hebatnya, 14 gol itu dibuat oleh sembilan pemain. Ya sembilan pemain. Jumlah itu paling banyak diantara kontestan Copa America 2016. Artinya, Argentina tidak hanya Messi. Tidak pula hanya Sergio Aguero. Tetapi masih ada nama Angel Di Maria, Erik Lamela, hingga Ever Banega bahkan bek tengah Nicolas Otamendi yang bisa jadi sumber gol.  

Lionel Messi dkk, difavoritkan lolos ke final/espnfc
Lionel Messi dkk, difavoritkan lolos ke final/espnfc
Toh, Klinsmann tak peduli meski timnya diprediksi kalah. Baginya, bisa bermain di semifinal Copa America untuk kali pertama sepanjang sejarah adalah kesempatan langka. Maka, kepada pemain-pemainnya, orang Jerman ini berpesan “bermainlah dengan hati yang berani, singkirkan kekhawatiran, belum tentu di tahun-tahun berikutnya kita akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi”.

Klinsmann tahu, untuk urusan kualitas individu pemain, timnya jelas kalah dari Argentina. Senjata timnya mungkin hanyalah semangat pantang menyerah. Pria yang ikut tampil membela Jerman ketika mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 1990 ini berharap anak-asuhnya bisa mengadopsi semangat ala Musashi. Bahwa, semangat sekuat karang, bisa mengalahkan lawan yang memiliki senjata lebih baik.

“Toh ini pertandingan 11 pemain lawan 11 pemain,” ujar Klinsmann meyakinkan anak buahnya.

Semangat ala Musashi

Ya, membandingkan Amerika Serikat dan Argentina memang bak duel Miyamoto Musashi melawan Sasaki Kojiro. Musashi bukanlah keturunan bangsawan ataupun jenderal besar. Dia hanya pendekar pedang yang di separo akhir hidupnya kemudian mendalami seni. Sebagai pendekar dia juga tidak mempunyai tuan (daimyo) tempat mengabdi. Sebagian besar hidupnya dihabiskan dengan menjadi samurai pengembara (shugyosha) yang menjelajahi seantero jepang dan tetap bebas merdeka dengan menjadi ronin (samurai tak bertuan).

Duel Musashi yang paling terkenal adalah saat melawan Sasaki Kojiro di pulau Funa. Kala itu, Kojiro telah mendapatkan reputasi sebagai pemain pedang tak terkalahkan di provinsi barat. Kojiro menggunakan pedang panjangnya yang terkenal, sedang Musashi membawa pedang kayu yang diukirnya dari sebatang dayung, sebagaimana sering digunakan dalam duel-duelnya yang lain.

Sasaki Kojiro, sang samurai berkelas, sudah sangat yakin akan memenangi duel. Tetapi, duel paling kesohor di seantero Jepang itu dimenangkan Musashi. Kojiro dengan pedang terbaik dan punya guru hebat, kalah oleh Musashi, si samurai dekil yang tak punya guru dan hanya memakai pedang kayu. Bila Kojiro menyandarkan kepada kekuatan dan ketrampilan, Musashi bertumpu pada semangat dan keyakinan, bahwa : kayu bisa mengalahkan pedang !

Semangat ala Musashi, semangat melawan keterbatasan untuk menang itulah yang akan diandalkan Amerika Serikat ketika melawan Argentina di semifinal Copa America 2016 yang akan ditayangkan langsung oleh Kompas TV, Rabu (21/6) pukul 07.30 WIB .

Klinsmann boleh berharap, anak asuhnya bermain militan untuk menutupi kelemehannya. Kalau bisa, semilitan Musashi. Masalahnya, akankah kisah duel Musashi melawan Kojiro itu bakal bereinkarnasi menjadi kemenangan yang super manis bagi Amerika Serikat.

Atau, justru Amerika Serikat yang menjadi satu-satunya wakil tersisa zona CONCACAF di semifinal, bakal bernasib sama seperti rekan se-feederasi nya, Meksiko. Kita tahu, di perempat final, Meksiko yang digadang-gadang bakal bisa tampil di final seiring penampilan bagus di fase grup , justru bak tim yang baru belajar main bola ketika dihajar Chile 0-7. Mari menunggu ‘wajah’ mana yang akan dimiliki Amerika Serikat seusai semifinal besok. Salam Copa America.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun