Lalu, apa hubungannya dengan kita?
Saya tergelitik menulis pertanyaan ini “andai kita seperti DiCaprio yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di bidangnya tetapi tidak pernah mendapatkan penghargaan tertinggi, akan jadi seperti apakah kita?
Dalam menjalani “peran” di tempat pekerjaan, tidak sedikit dari kita yang sekadar berorientasi ingin “diakui”. Bentuknya berupa pujian, penghargaan, piala dan sebagainya. Tentu saja, orientasi kerja seperti itu tidak keliru. Asal proporsinya benar. Yang keliru adalah ketika pengakuan berupa pujian dan penghargaan terhadap pekerjaan kita tak kunjung datang, lantas kualitas kerja kita jadi menurun karena merasa terlupakan.
Karenanya, penting untuk memiliki standar dalam bekerja. Tetapkanlah standar terbaik yang bisa kita capai dalam bekerja. Dan, pada level standar itulah kita terbiasa bekerja. Dengan begitu, ada atau tidak ada pengakuan, kita akan terbiasa bekerja pada standar tersebut. Dan, ketika pengakuan pada akhirnya datang, itu bukan urusan sim salabim dan kebetulan belaka. Tetapi, buah manis dari kebiasaan kita menjaga standar pekerjaan.
Ketika kita rajin menulis di Kompasiana dengan tulisan berkualitas---tidak hanya substansi tetapi juga cara penulisan--tapi tulisan kita belum mendapat apresiasi bagus. Semisal hanya dibaca segelintir orang, minim komentar dan nilai. Toh, itu bukan alasan untuk kemudian berhenti menulis yang benar. Bukan alasan untuk kemudian menulis seadanya alias menurunkan kualitas tulisan. Tetaplah menulis dengan standar yang kita punya. Urusan pengakuan itu mengikuti.
Seperti juga DiCaprio yang pada akhirnya diganjar Oscar. Itu merupakan buah manis dari kerja kerasnya selama bertahun-tahun. Itu merupakan hadiah besar dari perjuangan nya menjaga standar pekerjaannya. Salam semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H