Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita, Piala Oscar dan Leonardo DiCaprio

1 Maret 2016   10:51 Diperbarui: 1 Maret 2016   11:44 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Third time lucky. Beruntung pada (percobaan) ketiga kalinya. Begitu bunyi analogi keberuntungan yang seringkali diucapkan oleh orang-orang di Barat sana. Namun, bagi aktor top, Leonardo Wilhelm DiCaprio, bunyi nya bukan lagi third time lucky. Tapi, fifth time lucky! Itu merujuk pada penantian panjang DiCaprio memenangi Piala Oscar yang akhirnya kesampaian pada kesempatan kelima.

[caption caption="Leonardo DiCaprio dengan Piala Oscar pertamanya/Dialy Mail"][/caption]Ya, Minggu (28/2) malam waktu Los Angeles, Amerika Serikat, atau Senin (29/2) dinihari waktu Indonesia, karier akting DiCaprio akhirnya mendapatkan pengakuan tertinggi. Ajang Academy Award ke-88 mendapuknya meraih Oscar kategori Aktor Terbaik dalam peran monumentalnya di film The Revenant. DiCaprio mengungguli Eddi Redmayne (The Danish Girl), Michael Fassbander (Steve Jobs), Matt Damon (The Martian) dan Bryan Cranston (Trumbo).

[caption caption="Leonardo DiCario datang ke panggung Academy Awards edisi ke-88 bersama ibunya, Irmein Indenbirken/Daily Mail"]

[/caption]Sebelumnya, DiCaprio hanya wira-wiri sebagai nominator. Empat kali masuk nominasi, tetapi, Oscar seakan enggan bersamanya dan memilih dimiliki aktor lain. Mulai dari nominasi sebagai aktor pendukung di film What’s Eating Gilbert Grape (1994), nominasi aktor terbaik dalam film The Aviator (2005), Blood Diamond (2007) dan terakhir di fim The Wolf of Wall Street (2014).

Penikmat film mengapresiasi perannya sebagai Arnie Grape, lalu Howard Hughes di film Aviator, Danny Archer dan Jordan Belfort. Tetapi, semua peran hebatnya di empat film itu, tidak membuatnya “abadi”. Peran DiCaprio itu terlupakan dan hanya dikenang sebagai “tuan hampir saja”. Pada akhirnya, lakon Hugh Glass, seorang pemburu yang nyaris mati diserang beruang ganas-lah, yang membawanya meraih “keabadian”. Meraih Piala Oscar pertamanya.

Sebagai penikmat film, entah sudah berapa banyak film dari aktor Amerika Serikat berdarah Jerman dan Italia ini yang pernah saya tonton. Baik ketika masih bujangan seperti film The Beach, Gangs of New York, The Departed, Blood Diamond, Body of Lies dan Revolutionary Road. Atau film Shutter Island dan Inception yang saya tonton ketika pacaran dengan mantan pacar yang kini sudah jadi istri. Dan film-film nya ketika saya sudah berkeluarga seperti Django Unchained dan The Wolf of Wall Street.

Bila istri saya menyukai wajah kharismatiknya. Saya menyukai kemampuannya dalam berakting. Tak banyak aktor yang bisa menjiwai aneka peran dan aneka genre film dengan begitu apik seperti DiCaprio. Kalau subyektif, mungkin tidak se-wow aktingnya Danielle de Lewis, mungkin tidak se-absurd Christoph Waltz. Tapi, rasanya, sangat sulit mengatakan bahwa dia tidak bagus. Faktanya, hampir semua film DiCaprio jadi box office dan menggoda orang nonton ke bioskop.

Dalam menunaikan pekerjaannya, DiCaprio telah bekerja dengan sangat apik. Dia telah berjuang keras untuk diakui sebagai salah satu yang terbaik di jagat Hollywood. Dan itu membuatnya bolak-balik mendapat apresiasi bagus. Salah satunya di ajang Golden Globe yang dianggap “pemanasan” nya Oscar. Namun, di ajang Academy Award, DiCaprio bak sekadar “penggembira” yang pada akhirnya hanya memberikan ucapan selamat kepada rivalnya yang terpilih jadi pemenang.

Penantian panjang itu membuat DiCaprio sempat jadi olok-olokan. Ada banyak foto meme berkeliaran tentang mimpi DiCaprio meraih Oscar. Salah satunya foto satire ketika DiCaprio seakan berlari mengejar Piala Oscar dan ada tulisan besar “Catch Me if You Can” yang merupakan judul filmnya pada 2002 silam. Ada juga foto DiCaprio jadi penjual replika piala Oscar untuk menggambarkan betapa merindunya ia pada piala itu.

Toh, kenyataan tidak pernah meraih Piala Oscar sejak namanya dikenal luas lewat akting di film Romeo+Juliet dan akting menawan nan menguras emosi di film Titanic pada 1997 silam, tidak membuat kinerja aktor berusia 41 tahun ini menurun. Dia tetap bekerja dengan standar terbaik yang dimilikinya. Standar itulah yang membuatnya bisa bekerja bareng sineas top dunia sepert James Cameron, Martin Scorsese hingga peraih Oscar 2016 untuk sutradara terbaik, Alejandro G Innaritu.

Setiap tahun, DiCaprio menyapa penggemarnya lewat film-film yang menampilkan totalitasnya dalam berakting dan menjiwai sebuah peran. Meski, tahun demi tahun, akting hebatnya di sederet film-film apiknya itu tak membuatnya memenangi Oscar.

Tahun 2014 lalu, banyak yang menjagokan DiCaprio akan memenangi Oscar sebagai aktor terbaik di film The Wolf of Wall Street. Toh, Matthew McConaughey-lah yang pada akhirnya menang melalui film Dallas Buyers Club.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun