“Uang dari Jamsostek sebagian saya gunakan untuk modal istri jualan kerudung dan busana muslim. Juga untuk modal saya jualan kerupuk,” ujarnya.
Dana pensiun dari Jamsostek yang disebutnya jauh lebih besar dari pesangon yang diberikan perusahaannya tersebut, jadi jembatan bagi Siswanto dan keluarganya untuk memulai ‘kehidupan baru”. Setelah tidak bekerja di pabrik, Siswanto berjualan kerupuk sembari bekerja sebagai pengantar buah dan sayur dagangan tetangganya ke para tengkulak. Dari situ, insting bisnisnya mulai terlatih. Dia mulai coba-coba berjualan kerupuk dan sayur di pasar, hingga punya pelanggan tetap. Sementara istrinya berjualan kerudung dan busana muslim yang diambil dari Pasar Kapasan Surabaya. Pasangan muda ini juga membantu bisnis pembuatan kue milik tetangga.
Dan benar adanya ucapan man jadda wa jadda itu. Bahwa siapa berusaha akan menuai hasil. Sempat putus asa dengan pendapatan yang tak menentu, Siswanto kini bisa tersenyum bahagia. Pendapatannya dari hasil kerja keras berdagang dan kerja serabutan, bisa untuk mewujudkan cita-citanya: membangun rumah sendiri. Meski dibangun bertahap dari membangun pondasi lantas menunggu uang ada untuk membeli material, tembok rumah mungil itu mulai terlihat berdiri. Malam-malam, dia bersemangat mengajak saya melihat bangunan rumahnya yang tinggal menambahi atap dan pintu.
Manfaat besar dari BPJS Ketenagakerjaan telah mengubah hidup Siswanto dan keluarga kecilnya. Dari situasi pahit menjadi penuh harapan. BPJS Ketenagakerjaan telah menjadi jembatan bagi Siswanto dan keluarganya untuk menggapai cita-cita sederhana: hidup sejahtera. Selain bisa nyicil membangun rumah, Siswanto kini juga punya bekal biaya bagi putrinya yang tahun ini akan bersekolah di Sekolah Dasar.
“Saya berterima kasih karena ada program Jamsostek. Saya dan keluarga telah merasakan manfaat besarnya. Makanya saya sekarang tertarik ikut BPJS Ketengakerjaan, karena saya yakin itu akan sangat berguna bagi keluarga saya,” ujarnya.
BPJS Ketenagakerjaan Bukan Hanya Untuk Karyawan Formal
Meski kini tidak lagi bekerja di perusahaan, Siswanto memang masih bisa menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Karena memang, BPJS Ketenagakerjaan tidak hanya diperuntukkan bagi karyawan yang bekerja di perusahaan maupun di instansi pemerintahan yang selama ini dikenal sebagai pekerja formal.
Mereka yang merupakan pekerja non formal, yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang, buruh tani, tukang ojek ataupun kuli bangunan, juga memiliki kesempatan untuk mengikuti dan merasakan manfaat dari program-program BPJS Ketenagakerjaan. Termasuk Siswanto.
Karena memang, risiko kecelakaan kerja bisa terjadi pada siapapun, tidak memandang apakah dia pekerja formal maupun pekerja non formal. Semua pekerja berisiko mengalami kecelakaan kerja yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Dan, ketika kecelakaan kerja itu terjadi, betapa akan sangat meringankan bila ada perlindungan berupa jaminan dana bagi pekerja.
Semua pekerja juga boleh berharap memiliki dana pensiun yang bermanfaat di hari tua nya kelak. Semua bekerja berhak menginginkan hidup sejahtera ketika tidak lagi bekerja di tempat kerja formal. Dan, harapan adanya perlindungan ketika terjadi kecelakaan kerja, juga tersedianya dana ketika pensiun kerja itulah yang ditawarkan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada setiap pekerja, baik formal maupun non formal.
Bahagianya Punya Kartu BPJS Ketenagakerjaan