[caption id="attachment_357483" align="aligncenter" width="560" caption="Duek pakat lintas komunitas di Banda Aceh (Foto Dok Pribadi)"][/caption]
TIDAK ada yang tak mungkin, inilah semangat yang sejak dari awal telah muncul dari benak-benak anak muda Aceh. Berangkat dari sebuah forum kecil duek pakat, akhirnya terbentuk satu semangat lintas komunitas untuk menggerak aksi sederhana sambut peringatan 10 tahun tsunami.
Sebuah prolog telah mengisi lembaran kertas, hasil dari duek pakat lintas komunitas, Minggu (30/11/2014) lalu telah melahirkan sejumlah semangat sosial untuk membumikan bentuk kepedulian dari kalangan masyarakat bawah.
Begini bunyi prolog tersebut,
Tsunami Aceh yang menyedihkan telah berlalu selama sepuluh tahun. Puing-puing dan korban jiwa yang berserakan kini telah terkubur abadi sebagai kenangan, cerita, dan benda-benda peninggalan bersejarah di dalam sebuah kawasan wisata. Daya tarik yang dilahirkan di sini bukan hanya mengabadikan saksi sejarah, masyarakat juga terus diingatkan untuk mengantisipasi bencana.
Bukan butiran air mata tangisan yang ingin kita ungkit kembali, bukan pula mengorek duka lama yang telah satu dekade berlalu. Kita telah tersadar dengan segala musibah yang pernah menimpa, kehilangan orang-orang yang kita cintai, orang-orang yang kita kasihi, semua atas nama titipan tidaklah kekal abadi di dunia ini.
Kini kita telah menatap hari baru, bukan sekedar harapan yang kita pupuk lalu hilang begitu saja. Selalu ada refleksi dari setiap musibah yang menimpa, selalu ada hikmah dibalik kisah duka yang kita lewati. Bangkit dan terus bangkit.
Pertemuan lintas komunitas itu, pertamanya memang minim peminat. Namun, masih bertempat di lokasi yang sama, yakni di lantai 2 Gedung Dekranas Kota Banda Aceh Taman Sari terbukti menjadi semakin ramai. Hal ini terlihat jelas, dari yang duek pakat pertama hitungan jari dan Selasa (2/12/2014) sore tadi terlihat mulai puluhan.
Di dominasi oleh anak-anak muda, bukan berarti orang tua tidak bisa andil dan ikut untuk memberikan ide dan masukan. Yang tua-tua pun ikut merasakan semangat anak muda, apalagi yang muda-muda tentunya.
[caption id="attachment_357487" align="aligncenter" width="560" caption="Masing-masing lintas komunitas membuat koordinasi untuk Aceh (Foto Dok. Pribadi)"]
Akhirnya, dari pertemuan ke pertemuan, dari ajakan gerilya lewat media sosial ke akun-akun pesan kepedulian mulai menemui titik terang, bahwa tanggal 26 Desember 2014 nanti juga akan menjadi sebuah hari bersejarah dari Aceh untuk dunia "Thanks to The World" lewat Hari Kepedulian (Care Day).