Mohon tunggu...
habliya najwa
habliya najwa Mohon Tunggu... Nahkoda - Mahasiswi semester 3

Halo! Saya Habliy, seorangmahasiswi yang bersemangat dalam bidang pendidikan]. Saya bergabung dengan Kompasiaa karena keinginan saya untuk terus belajar, berbagi pengetahuan, dan memberikan kontribusi positif di dunia digital.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merajut Imajinasi dengan Puisi: Belajar Bahasa Jadi Lebih Asyik

4 Desember 2024   06:45 Diperbarui: 4 Desember 2024   06:57 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, menulis puisi bersama bisa menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Guru dapat memberikan tema tertentu, dan siswa bisa menulis puisi secara berkelompok atau individu. Melalui kegiatan ini, siswa belajar menyusun kata-kata, memilih diksi yang tepat, dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang kreatif.

Kegiatan lain yang dapat dilakukan adalah membuat ilustrasi puisi. Anak-anak bisa menggambar atau melukis apa yang mereka bayangkan setelah mendengarkan atau membaca puisi. Hal ini memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman mereka secara visual.

Selanjutnya, ada pementasan puisi. Kegiatan ini bisa melibatkan siswa untuk membawakan puisi dengan ekspresi penuh, bahkan menggunakan kostum atau properti untuk membuat pembacaan lebih hidup. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar memahami puisi, tetapi juga mengasah kemampuan berbicara di depan umum.

Tantangan dan Solusi dalam Mengintegrasikan Puisi

Walaupun mengintegrasikan puisi dalam pembelajaran memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya waktu dalam kurikulum yang padat. Banyak guru merasa kesulitan untuk menyelipkan kegiatan literasi seperti membaca puisi, mengingat banyaknya materi yang harus diajarkan.

Selain itu, keterbatasan sumber daya juga menjadi masalah. Tidak semua sekolah memiliki koleksi puisi anak yang lengkap atau akses ke bahan bacaan yang berkualitas. Begitu juga dengan minat dan kemampuan guru dalam mengajar puisi, yang terkadang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kerjasama antara berbagai pihak. Pemerintah dapat menyediakan anggaran untuk pengadaan buku-buku puisi anak dan pelatihan bagi guru agar mereka lebih terampil dalam mengajar puisi. 

Sekolah juga dapat menyediakan waktu khusus untuk kegiatan literasi dan memberikan fasilitas yang memadai untuk kegiatan seperti ini. Di sisi lain, orang tua dapat mendukung anak-anak dengan membaca puisi bersama di rumah, menciptakan lingkungan literasi yang mendukung di luar sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun