Mohon tunggu...
Mohammad Habil Yusuf
Mohammad Habil Yusuf Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Pegiat medsos, Sadar dunia luas, Luaskan pikiranmu

Semakin aku tahu, semakin tidak tahu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bukan Mustahil, PKB Karawang Targetkan 300 Ribu Suara di Pemilu 2024

11 Maret 2022   07:18 Diperbarui: 11 Maret 2022   21:27 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KETUA DEWAN Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Rahmat Hidayat Djati, S.IP menargetkan 300 ribu suara bakal diraih dalam Pemilu 2024.

Hal itu diungkapkan Rahmat Hidayat Djati, melalui penataan struktur organisasi dan pelibatan kader-kader muda, pihaknya optimis bisa meraih target yang sudah ditetapkan.

"Selaku ketua DPC melihat potensi kaum milenial untuk menjadi kepengurusan itu usia  maksimal 35 tahun. Kalau di atas itu ditempatkan di Dewan Suro istilah lainnya Penasehatnya," katanya.

Rahmat  Hidayat Djati yang panggilan akrabnya disapa Kang Toleng itu mengatakan, selama tujuh bulan memimpin DPC  PKB Karawang, dirinya fokus membentuk 'Squad'  anak-anak muda untuk mengisi jabatan pengurus partai.

"Rata-rata di tiap Kecamatan ada 15 anak muda menjadi pengurus. Di Karawang termasuk tinggi hampir 75 persen anak muda dan 25 persen sisanya usia diatas 35 tahun atau para sepuh," ujarnya.

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat itu optimis 134 ribu suara yang diraih pada Pemilu 2019 lalu, PKB Karawang bisa melipagandakannya di tahun 2024, hingga mencapai 300 ribu suara.

Menurut Kang Toleng, banyak masyarakat yang menaruh simpati pada PKB. Pasalnya, PKB menghadirkan berbagai program kongkret dari mulai aspirasi pembangunan jalan, sarana pendidikan dan keagamaan juga program beasiswa.

"Terbukti, elektabilitas PKB saat ini sedang naik, apalagi selain menyasar warga Nahdliyin juga PKB menyasar para pemilih pemula para kaum milenial," jelasnya. (rmoljabar.id)

Analisis Heigel

Di tempat terpisah pengamat sosial politik, Heigel mengatakan, statement Ketua PKB Karawang ada benarnya. Meskipun baru-baru ini dimunculkan statemen yang berlawanan. Nahdlatul Ulama (NU) tidak boleh menjadi alat politik. Artinya ada tesis dan anti tesis, kata Heigel.

dokpri
dokpri

Namun nyatanya, fakta di lapangan tidak semudah itu warga Nahdliyin digembosi. Secara struktural mungkin ada pengaruh, tapi secara kultural warga Nahdliyin cenderung pilih PKB. Diketahui secara formal PBNU hanya mengakui PKB sebagai satu-satunya partai yang didirikannya. NU maupun PKB juga memiliki ideologi yang sama.  

Sejarahnya PKB lahir dari basis dukungan yang jelas, warga Nahdliyin. Hingga membentuk relasi yang kuat antara NU sebagai organisasi sosial keagamaan dengan PKB. Selain itu PKB satu-satunya partai politik yang memiliki AD/ART yang senafas dengan NU.

Saya sendiri tak perlu jauh menganalisis, karena saya termasuk yang terseret arus kuat itu. Secara kultural keluarga besar saya NU. Rumah saya berdekatan dengan Alm. Bapak H. Damanhuri Sodiq, yang dalam dokumen sejarah NU Karawang dan tercatat pula dalam sejarah Karawang yang dibacakan setiap HUT Kabupaten Karawang sebagai salah satu tokoh NU terbaik di masanya.

H. Damanhuri Sodiq pernah menjadi Ketua PC GP. Ansor Karawang/Wakil Ketua PCNU Karawang, dan pernah menduduki jabatan Ketua DPR-GR Kabupaten Karawang (1964/1968) semasa Letkol (inf) Husni Hamid menjabat Bupati Karawang.

Dulu waktu masih kecil, kalau Jumatan di Mesjid Nurul Anwar Sadamalun Karawang, beliau yang Khotbah. Seratus meter dari rumah kami ada Madrasah Al Hidayah, beliau pula yang selalu mendorong anak-anak bersekolah. Beliau seorang kakek, bapak dan guru. Hubungan kami seperti saudara sendiri, sampai kini saya masih menyimpan buku Islam dan Sosialisme, pemberiannya.

"Hinga mau tak mau keluarga Nahdliyin, nex generation memilih PKB sebagai wadah aspirasi politiknya yang resmi," kata Heigel.  

"Selain itu, ada hal mendasar terkait sikap politik NU: Pertama, assiyasatu juz-un min aj- zaisy syari'ah (politik adalah bagian dari syariah), yang berarti bahwa berpolitik sesungguhnya bagian dari perjuangan menegakkan syariah dan Islam Ahlus Sunnah Wal Jamaah serta bernilai ibadah.

Kedua, assiyasatu mabniyatun 'ala 'aqidatiha (politik dibangun atas dasar ideologinya). Maka, sudah seharusnya warga NU mendukung dan memilih PKB, karena aqidah (ideologi) PKB sama persis dengan aqidah NU.

Ketiga, assiyasatu istishlahu annas ila at thoriqi al munji dunyan wa ukhron (politik adalah upaya untuk kemaslahatan bagi umat manusia menuju jalan yang menyelamatkan dunia dan akhirat). Itulah yang sering diwejangkan sesepuh kami dulu," ujarnya.

Menurut Heigel, yang menarik  lainnya dari PKB bagi kaum milenial. Meskipun dilahirkan oleh kalangan NU, PKB tidak didesain sebagai partai yang menempatkan agama sebagai ideologi atau lebih khusus lagi sebagai partai Islam.

Sebagaimana dituangkan dalam Mabda Syiasi, PKB menyadari bahwa Indonesia sebagai suatu bangsa pluralistik partai harus terbuka dalam pengertian lintas agama, suku, ras dan lintas golongan yang dimanifestasikan dalam bentuk visi, misi, program perjuangan, keanggotaan dan kepemimpinan.

Hal ini membuat PKB tak ada kendala yang berarti dalam membentuk 'Squad' kelompok, regu, satuan, atau pasukan milenial. Hingga bukan mustahil partainya kaum Nahdliyin itu menargetkan 300 ribu suara di Pemilu 2024," tutup Heigel. (bil)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun