Mohon tunggu...
Habibur Rohman
Habibur Rohman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar dengan Menggunakan Bantuan Alat atau Benda

3 Februari 2017   21:06 Diperbarui: 3 Februari 2017   21:50 2228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang Masalah             

Pendidikan merupakan suatu usaha yang harus dibangun dan terencana untuk mewujudkan proses belajar dan pembelajaran yang efektif agar siswa menjadi aktif dalam mengembangkan potensi, kecerdasan, akhlak yang baik, keagamaan, serta masyarakat bangsa dan negara. Pada saat ini di era globalisasi suatu pendidikan sangatlah penting untuk mewujudkan suatu kemajuan dan juga perkembangan teknologi. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia juga bisa berkembang ke arah hal yang lebih baik pula. Yang mana pendidikan adalah proses belajar mengajar di kelas dapat berlangsung dengan baik.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pembelajaran dengan mengunakan bantua alat atau benda?

2. Bagaimana peningkatan minat belajar dengan menggunakan bantuan alat atau benda?

Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran IPA dengan memanfaatkan bantuan alat atau benda.

2. Untuk mengetahui minat belajar IPA dengan memanfaatkan bantuan alat atau benda.

Landasan Teori

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (efektif). (Arif, 2012: 2)

Minat secara etimologi berasal dari bahasa inggris “interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukkan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung. (Purwadarminta, 1971:650)

Anggapan Terdahulu

Skripsi Nafi Aturrohmah, 2013. Peningkatan Minat Belajar IPA Melalui Strategi True or False Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Menduran Kec. Brati Kab. Grobongan Tahun 2012/2013. Skripsi, Program Studi S1 PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di laksanakan pada siswa kelasV SD Negeri 1 Menduran mengenai peningkatan minat belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui strategi True or False  yang menjadi keberhasilan dalam penelitian dengan perincian indikator berupa:

1. Adanaya peningkatan ketertarikan siswa menyelesaikan soaal-soal pelajaran sebesar >70%.

2. Adanya peningkatan perhatian siswa terhadap guru dan materi pelajaraan sebesar >70%.

3. Adanya peningkatan keterlibatan siswa ( bertanya, menjawab pernyataan, melakukan eksperimen) sebesar >70%.

Dari indikator pencapaian yang diharapkan yang diharapkan peneliti sudah sesuai target yaitu keberhasilan sekurang-kurangnya 30 siswa atau sebesar 96,77% sudah tercapai paada siklus

Presentase Hasil Belajar Siswa pada pembelajaran IPA diperoleh pada pra siklus adalah 48,38% siklus I adalah 74,19%, pada sikluss II presentase ketuntasan yang diperoleh adalah 96,77%. Sehingga tidak perlu dilakukan tindak lanjut lagi karena sudah sesuai dengan harapan peneliti.

Menggunakan Upaya Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar dengan Menggunaakan Bantuan Alat dan Benda

Berdasarkan upaya meningkatkan minat belajar menggunakan bantuan alat dan benda dapat membuat siswa lebih dapat memahami materi yang telah di dapat dengan cara :

1. Pada saat akan memulai proses pembelajaran dapat dimulai dengan guru menyiapkan materi pembelajaran dengan alat atau benda.

2. Selanjutnya guru membagi beberapa kelompok kecil di kelas tersebut.

3. Lalu guru membagikan alat atau benda yang telah di persiapkan.

4. Setelah semua siap, guru memberi materi dan membimbing bagaimana cara meggunakan alat atau benda yang akan digunakan.

5. Setelah selesai melakukan praktik, guru memberikan LKS kepada siswa untuk mendiskusikan dan kemudian membahasnya.

6. Terakhir siswa di beri soal sesuai materi yang telah di ajarkan.

Kesimpulan

Dengan cara ini siswa bisa mengamati dan menggunakan tanpa membayangkan akan hal yang telah di terapkan oleh guru sebagai materinya, yang mana siswa juga bisa menganalisa alat bantu tersebut dan setelah praktik menggunakan alat langsung memdiskusikannya, dan selanjutnya di beri tugas yang mana ingatan yang telah di dapat dengan alat secara langsung masih melekat dari pada hanya mendengarkan materi yang di terangkan oleh guru. Jadi sebuah materi yang bisa diterapkaan juga menggunakan alat dapat membantu ingatan siswa lebih baik dan juga siswa tidak membayangkan sebuah materi yang telah didapat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun