Mohon tunggu...
Habibi Hidayat
Habibi Hidayat Mohon Tunggu... -

saya adalah habibi hidayat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Iguana dan Buah Kaktus

20 April 2011   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:37 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari bawah, ia melihat burung itu memulai kerjanya. Sayapnya berkepak terlampau cepat, hingga dalam bayangannya, yang tampak adalah sebutir kacang terbang yang lezat dan padat. Ternyata ia lapar sekali siang hari itu. Ia semakin tak sabar agar burung itu bisa menjatuhkan bunga itu untuknya.

Tiba-tiba angin yang cukup kencang berhembus. Burung yang semula sedang khidmat menikmati madu bunga kaktus, terhempas di permukaan bunga yang empuk. Bunga itu ternyata mempunyai tangkai yang rapuh dan tak lama setelah sang burung mampu menjaga keseimbangannya, bunga itu pun jatuh melayang-layang ditingkahi sang angin.

Iguana tetap mendongak ke angkasa. Saat-saat yang dinantinya tiba, bunga manis yang segar datanglah padaku, pikirnya dalam hati. Angin membuat arah jatuh bunga itu semakin tidak terprediksi, namun iguana berharap bunga kaktus itu jatuh di dekat ia berada.

Angin kembali berhembus kencang, arah jatuh bunga semakin tidak terprediksi. Malahan, iguana semakin mengira bunga kaktus itu jatuh di balik batu di samping pohon kaktus. Dan ia harus siap-siap melangkahkan kaki cebolnya dan menyeret-nyeret ekornya yang berat, untuk menaiki batu itu dan mendapatkan bunga kaktus tersebut. Ini membuat nafasnya semakin tersengal-sengal.

Semakin mendekati puncak batu itu, keyakinan bahwa hari itu ia akan melahap kelezatan dari bunga semakin membuncah di hatinya. Namun betapa kagetnya ketika sampai di puncak batu, ditemuinya bunga itu jatuh tepat di depan seekor iguana lain yang seukuran dengannya.

Melihatnya datang menghampiri, iguana lain itu lekas-lekas pergi dan berolok-olok kepadanya. "Kau bodoh, kau tidak akan bisa mendapatkan bunga kaktus yang manis ini karena kau bodoh," kata iguana lain itu kepadanya, seraya melangkahkan kakinya cepat-cepat.

Olok-olok itu membuatnya semakin bernafsu merebut sekaligus menggigit leher iguana cebol dan jelek yang sudah mengolok-oloknya dengan kata bodoh. Ia melangkahkan kakinya cepat-cepat, namun ia merasa kelelahan sehingga ia tidak bisa memberi balasan kepada iguana yang lari seraya membawa bunga kaktus di mulutnya yang monyong.

Karena itu, ia sedemikian kesal pada iguana itu sekaligus pada dirinya sendiri. Dengus kesal dan kelelahan membuatnya sedikit bisa beristirahat sekaligus memikirkan apa saja yang bisa diperolehnya hari ini.

Tak berapa lama ia pun melangkah lagi. Ia masih mengingat adanya buah kaktus yang ia sembunyikan di balik batu. Walaupun ia tidak menyukai rasanya yang pahit, namun itu lebih baik ketimbang harus kelaparan. Apalagi malam-malam di daratan Afrika bukanlah malam yang nyaman. Ia pun membawa buah kaktus itu ke sarangnya yang terbangun dari rongga-rongga tumpukan batu.

Di dalam sarangnya yang sunyi dan lembab, ia memukul-mukul buah kaktus itu dengan kaki cebolnya, untuk menghilangkan durinya. Setelah itu, ia menggigitnya dan mengunyah apa yang didapat dari gigitan itu. Rasanya pahit sekaligus hambar, namun cukup mengenyangkan.

Sembari mengunyah daging buah kaktus itu, ia mengingat kembali apa-apa saja yang didapatnya hari ini: hasil sia-sia dari penungguan terhadap bunga kaktus, olok-olok iguana jelek lain, dan harus memakan buah kaktus yang keras dan tidak enak. Selepas makan buah kaktus, ia mengantuk dan berpikir setidaknya masih ada hari esok. Kini ia tertidur dengan mulut menganga dan suara dengkur sepanjang malam. Tidur adalah bekalnya untuk hari esok. (habibi hidayat)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun