Setiap tujuan membutuhkan metode.
Untuk mendorong perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan, salah satu metode yang sering dipakai adalah reward dan punishment (penghargaan dan hukuman).
Reward dan punishment digunakan dengan harapan bahwa manusia akan memilih perilaku yang diikuti oleh hadiah dan menghindari perilaku yang berpotensi mendapatkan hukuman.
Namun, reward dan punishment bukanlah obat mujarab yang pasti tokcer untuk setiap orang dan berbagai kondisi.
Manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks, hal ini saja sebenarnya telah menjawab mengapa efektivitas reward dan punishment dapat bervariasi.
Namun rasanya kurang mantap jika tidak dielaborasi lebih jauh.
Reward dapat memberikan hasil yang positif dalam jangka pendek.
Ketika seseorang mendapatkan reward, otak akan melepaskan dopamine, sebuah hormon yang berhubungan dengan perasaan senang dan kepuasan. Namun, dalam jangka panjang, efek reward bisa menjadi kurang efektif atau bahkan kontraproduktif.
Studi menunjukkan bahwa jika reward digunakan secara berlebihan, hal tersebut dapat mengurangi motivasi intrinsik seseorang.Â
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang, di mana mereka melakukan sesuatu karena mereka menemukan kepuasan dan kepuasan pribadi.
Ketika reward eksternal diberikan terlalu sering, orang akan lebih cenderung melakukan sesuatu karena reward tersebut, bukan karena kesenangan intrinsik terhadap tindakan itu sendiri. Ini dapat mengurangi minat orang dalam tugas atau pekerjaan yang mereka lakukan.
Meskipun punishment (hukuman) dapat menghentikan perilaku yang tidak diinginkan dalam jangka pendek, ia juga dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.Â
Orang yang sering dikenai hukuman cenderung mengembangkan perasaan takut, tidak aman, atau bahkan memunculkan rasa perlawanan terhadap pemberi hukuman. Hal ini bisa mengurangi ikatan kepercayaan dan hubungan timbal balik yang sifatnya penting terutama dalam konteks pendidikan, pengasuhan, atau organisasi.
Selain itu, reward dan punishment cenderung memusatkan perhatian pada hasil akhir, tanpa memberikan perhatian yang cukup pada proses atau pembelajaran di dalamnya.Â
Hal ini dapat menyebabkan pengabaian terhadap aspek-aspek penting seperti eksplorasi, kreativitas, dan perubahan perspektif. Seringkali, hasil yang diharapkan dalam jangka pendek tercapai, namun dalam jangka panjang, perkembangan individu dan pengalaman pembelajaran yang penting tidak tercapai.
Reward dan punishment tidak harus menjadi satu-satunya metode yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku. Pendekatan komunikasi yang konstruktif, memberikan penghargaan yang lebih artikulatif, dan fokus pada pemahaman dan kolaborasi dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Saat mempertimbangkan pendekatan untuk mempengaruhi perilaku, penting untuk mempertimbangkan kompleksitas manusia dan menghargai kreativitas dan motivasi intrinsik mereka.Â
Mengingat hal ini, pendekatan yang lebih holistik terhadap pengembangan kemampuan diri bisa menjadi strategi yang lebih efektif dalam membentuk perilaku yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H