Orang yang sering dikenai hukuman cenderung mengembangkan perasaan takut, tidak aman, atau bahkan memunculkan rasa perlawanan terhadap pemberi hukuman. Hal ini bisa mengurangi ikatan kepercayaan dan hubungan timbal balik yang sifatnya penting terutama dalam konteks pendidikan, pengasuhan, atau organisasi.
Selain itu, reward dan punishment cenderung memusatkan perhatian pada hasil akhir, tanpa memberikan perhatian yang cukup pada proses atau pembelajaran di dalamnya.Â
Hal ini dapat menyebabkan pengabaian terhadap aspek-aspek penting seperti eksplorasi, kreativitas, dan perubahan perspektif. Seringkali, hasil yang diharapkan dalam jangka pendek tercapai, namun dalam jangka panjang, perkembangan individu dan pengalaman pembelajaran yang penting tidak tercapai.
Reward dan punishment tidak harus menjadi satu-satunya metode yang digunakan untuk mempengaruhi perilaku. Pendekatan komunikasi yang konstruktif, memberikan penghargaan yang lebih artikulatif, dan fokus pada pemahaman dan kolaborasi dapat memberikan hasil yang lebih baik dalam jangka panjang.
Saat mempertimbangkan pendekatan untuk mempengaruhi perilaku, penting untuk mempertimbangkan kompleksitas manusia dan menghargai kreativitas dan motivasi intrinsik mereka.Â
Mengingat hal ini, pendekatan yang lebih holistik terhadap pengembangan kemampuan diri bisa menjadi strategi yang lebih efektif dalam membentuk perilaku yang diinginkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H