Mohon tunggu...
Habibfathul Fikri
Habibfathul Fikri Mohon Tunggu... Administrasi - akununtuk umat

hanya ingin menuli untuk tugas

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sistem Pemerintahan Zaman Bani Ummayyah dan Abbasyah

29 Oktober 2019   20:18 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:43 3415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama "Umayyah" dinisbatkan kepada Umayyah bin Abi Syams bin Abi Manaf, yaitu salah seorang pimpinan kabilyah Quraisy pada zaman jahiliyah. Ia dan pamannya selalu bertarung dalam merebutkan kekuasaaan dan kedudukan.  Bani Umayyah baru masuk agama islam setelah mereka tidak menemukan jalan lain selain memasukinya, yaitu ketika nabi Muhammad SAW, berserta beribu-ribu pengikutnya (yang percaya terhadap kerasulan dan kepemimpinanya) menyerbu masuk ke dalam kota Makkah.

Pada masa dinasti Umayyah, kaum muslimin berhasil menaklukan Afrika Utara, Khurusan, Bukhara, Indus, perbatasan Tiongkok, dan Spanyol. Telah tertulis dalam sejarah, wilayah yang dikuasai oleh dinasti Umayyah hampir sama kekuasanya dengan yang dikuasai oleh Alexander Agung  , dinasti ini hampir bertahan seratus tahun lamanya. Sebenarnya Mu'awiyah bin Abi Sufyan berhasil mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya dikarenakan kemenangan diplomasi disiffin dan terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula ia memiliki "basis rasional" yang solid bagi landasan politiknya dimasa depan, diantaranya :

* Dukungan yang kuat dari rakyat Suriah dan keluarga Bani Umayyah. Dan memiliki pasukan yang kokoh, terlatih, dan disiplin di garis depan dalam peperangan melawan Romawi.

* Sebagai seorang administrator.

*  Memiliki kemampuan sebagai negarwan sejati.

 Pemerintahan Bani Umayyah terkenal sebagai pemerintahan yang agresif karena pada kekuasaan Bani Umayyah mereka hanya bertumpuh pada perluasan wilayah dan penaklukan sehingga perluasan wilayah islam saat masa Bani Umayyah sangatlah pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan dalam masa 90 tahun banyak bangsa yang sudah masuk dalam kekuasaan islam diantaranya adalah Spanyol, Afrika Utara, Zajirah Arab, Palestina, Syiria, sebagian dari Antauliyah, Iraq, Persia, Afganistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kirigistan, dan termasuk beberapa bagian dari Uni Soviet.

            Dalam bidang politik, Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru, untuk memenuhi tuntutan perkembangan wilayah dana administrasi kenegaraaan yang semakin kompleks. Hal ini dapat dilihat dari pengangkatan majelis penasihat sebagai pendamping, melakukan pemindahan pemerintahan dari Madinah ke Damaskus, membuat mata uang pertama kali oleh Abdul Malik bin Marwan dan menuliskan ayat-ayat Al-qur'an,  pembentukan lembaga dan pengembangan lembaga yang sudah ada pada zaman khulafa arrosyidin yang dimaksudkan untuk memenuhi administrasi dan masa wilayah kenegaraan yang semakin rumit, melakukan politik ekspansi yaitu perluasan wilayah-wilayah yang belum tunduk kepada Bani Umayyah. Sementara untuk politik luar negeri Bani Umayyah memiliki tiga front dalam melakukan perluasan daerah yaitu front pertemuan melawan bangsa-bangsa romawi di Asia kecil, front Afrika Utara, dan front timur.

Daulah Abbassyiah

Daulah Abbasiyah merupakan kelanjutan dari daulah Umayyah. Pendiri daulah Abbasyiah adalah Abdullah Asofah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al-Abas. Dinasti Abbasiyah merupakan keturunan Abbas, yakni paman nabi Muhammad SAW, yang memerintah pada tahun 750-1258, dari Baghdad. Tempat yang dipilih oleh khalifah kedua Bani Abbasyiah pada tahun 762, dan dari Samara pada abad ke-9. Asal muasal nama Bani Abbasiyah juga diambil dari nama paman nabi Muhammad SAW, yakni Al-Abbas bin Abdul Muthallib bin Hasyim. 

Abbasiyah menerapkan khilafiyah mempunyai berbagai sistem politiknya karena menurut mereka kholifah itu murni berasal dari Allah SWT dan bukan dari manusia, sebagaimana yang dilakukan Abu Bakar dan Umar pembuktiannya (khalifah Al Mansur berkata : saya adalah sultan tuhan diatas bumi ). Sikap politik pada pemerintahan Abbasiyah berbeda dengan pemerintahan Umayyah, sebab pemerintahan Bani Abbasiyah pemegang kekuasaan yang lebih merata, bukan hanya dipegang oleh bangsa Arab, tetapi lebih demokrasi. Dalam hal ini, kekuasaan di bagi-bagi sesuai dengan kekuatan masyarakat, dan bangsa Persia diberi kekuasaan demikian pula bangsa Turkey dan lainnya.

 Kekhalifahan Abu Abbas Ash-shaffah hanya bertahan selama 4 tahun, 9 bulan. Ia wafat pada tahun 136 H di Ambar, suatu kota yang telah di jadikannya sebagai tempat kedudukan pemerintahan. Ia berumur tidak lebih dari 33 tahun. Bahkan, ada yang bilang umurnya 29 tahun ketika ia wafat. Dan saat itulah banyak perubahan pola pemerintahan dan politik yang telah di jalani oleh abbasiyah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun