Mohon tunggu...
Habiburrohman
Habiburrohman Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Editor

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rumah sebagai Titik Nol Pendidikan

31 Agustus 2021   15:26 Diperbarui: 31 Agustus 2021   15:30 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri sentra tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan ketiganya mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah laku anak. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah maupun masyarakat merupakan stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan.

Eksistensi dan Problematika Pendidikan Kekinian

Eksistensi Pendidikan Di Era Pandemi Tidak Merubah Dehumanisasi, Banking System, Dan Diskarakter Pendidikan yang pernah ada. Kekinian, dehumanisasi Pendidikan tidak kenal momentum pandemi, dalam kondisi normal, dehumanisasi tetap berjalan, walau gaya yang dipakai adalah gaya baru (neo-dehumanisasi). Metode daring atas kegiatan belajar-mengajar, hanya sebagai motif baru pendidikan formal, namun tetap tidak menghilangkan dehumanisasi dengan latar belakang kaum tertindasnya.

Masyarakat miskin kota yang disimbolkan Freire dengan sebutan "Kaum Tertindas", diera pandemi bahkan lebih tertindas dari apa maksud freire, pasalnya mereka mau tidak mau harus menerima ketertindasan tambahan yaitu ketidakstabilan ekonomi yang berdampak pada ketidak-ikut sertaaan-nya terhadap pendidikan formal.

Banking system dalam dunia pendidikan formal diera pra-pandemi masih belum menunjukkan rekontruksi pendidikan yang baik. Artinya dalam kondisi pendidikan formal tatap muka (Live Interaktif) saja belum dapat merekontruksi metode pendidikan  kearah yang lebih baik, bagaimana metode daring dapat menciptakan "pendidikan hadap masalah" seperti apa yang dikatakan freire sebagai alternatif kebaikan pendidikan.

Pendidikan karakter sebagai konsep pendidikan hasil pemikiran Sang "Hujjatul Islam (Pembela Islam)" membutuhkan interaksi langsung, karena dalam agenda tersebut dibutuhkan pendekatan emosional dengan pendekatan "guru sebagai teladan yang baik".

Optimalisasi Pendidikan Informal (Alam Keluarga) Dalam Kondisi Pandemi Covid-19, Namun Tetap Mengikuti Peran Stakeholder Pendidikan Lainnya.

Metode pendidikan sistem among seperti apa yang dikonsep oleh Kihajar Dewantara yaitu asih, asah dan asuh, hal tersebut sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal).

Pasalnya Tri sentra tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan ketiganya mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah laku indonesia. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah, dan masyarakat merupakan stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan.

Namun kendala ada pada era pandemi kekinian, situasi tersebut tidak memungkinkan untuk menerapkan sistem among secara keseluruhan dalam pendidikan di Indonesia dalam implementasinya. Padahal interaksi pada proses belajar mengajar langsung dalam pendidikan sangat dibutuhkan guna terciptanya pendidikan karakter seperti konsep Imam Alghazali dan terbangunnya pendidikan hadap masalah seperti konsep Paulo Freire.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dibeberapa daerah dengan level yang berbeda oleh Pemerintah, mengharuskan pendidikan formal (alam keguruan) dan pendidikan nonformal (alam pergerakan) berjalan secara online, virtual, daring, dan lain-lain. Pendidikan informal (alam keluarga) menjadi satu-satunya alternatif agar mendapatkan sentuhan emosional dalam prosesnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun