Selain konservasi dan pemuliaan, pengenalan serta pemanfaatan pangan lokal sejak usia dini merupakan strategi penting dalam melestarikan kekayaan genetik pertanian di Indonesia. Gerakan Slow Food Indonesia, misalnya, aktif mengenalkan keragaman pangan lokal kepada anak-anak di sekolah-sekolah, menekankan bukan hanya pada rasa, tetapi juga pada tekstur dan aroma dari makanan tersebut.
Bibong Widyarti, Ketua Slow Food Indonesia wilayah Jabodetabek, menjelaskan bahwa gerakan ini lahir sebagai respons terhadap meningkatnya konsumsi makanan siap saji yang mengancam keberagaman kuliner lokal. "Slow food adalah makanan yang dapat ditelusuri asal-usulnya, seperti siapa yang menanam, di mana, kapan, dan bagaimana cara menanamnya, serta ikatan budaya yang melingkupi makanan tersebut," jelasnya.
Salah satu metode yang diterapkan oleh Slow Food Indonesia adalah dengan memberikan kacang-kacangan kepada anak-anak untuk diraba, dicium, dan dirasakan. Melalui pengalaman langsung ini, anak-anak diharapkan dapat mengembangkan rasa ingin tahu dan apresiasi terhadap keragaman pangan lokal. Pendekatan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mereka tentang makanan, tetapi juga menumbuhkan kepedulian terhadap keberagaman dan keunikan kuliner Indonesia sejak dini. Dengan cara ini, Slow Food Indonesia berkontribusi dalam menjaga warisan budaya dan memperkuat ketahanan pangan lokal di masa depan.
Di tingkat desa, seorang mahasiswa atau pegiat ketahanan pangan lainnya juga dapat memproduksi film edukasi tentang pertanian yang ditayangkan di sekolah-sekolah dasar. Inisiatif ini dapat bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama di kalangan generasi muda, mengenai pentingnya pelestarian kekayaan genetik pertanian lokal.
Dengan mengedukasi anak-anak tentang pertanian, diharapkan mereka dapat memahami nilai dari sumber daya genetik yang ada di sekitar mereka dan termotivasi untuk melestarikannya. Upaya ini mencerminkan pentingnya peran pendidikan dalam menjaga keberlanjutan pertanian lokal di Indonesia.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, kelompok tani, dan masyarakat, diharapkan akses yang merata terhadap sumber daya genetik pertanian dapat terwujud. Sinergi ini merupakan kunci dalam menjaga ketahanan pangan dan keanekaragaman sumber pangan di Indonesia di masa depan, sehingga dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Jika semua pihak berkontribusi dalam upaya ini, potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian akan dapat dimaksimalkan, memastikan bahwa generasi mendatang mewarisi sumber daya yang melimpah ini.
Pelestarian kekayaan genetik pertanian di Indonesia adalah langkah penting yang perlu diprioritaskan, terutama karena berbagai ancaman seperti perubahan iklim, bencana alam, dan alih fungsi lahan yang dapat mengurangi keanekaragaman hayati. Isu ini tidak hanya berdampak pada keberlanjutan pangan nasional, tetapi juga pada ketahanan pangan jangka panjang. Dalam hal ini, dukungan dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga penelitian, kelompok tani, dan masyarakat sipil sangat dibutuhkan.
Kerja sama tersebut akan membantu melindungi dan mengembangkan varietas lokal agar dapat terus beradaptasi dengan tantangan lingkungan yang dinamis. Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk menjaga agar varietas tanaman lokal tidak punah, tetapi juga memastikan bahwa masyarakat dapat tetap menikmati beragam pilihan pangan yang kaya gizi dan mencerminkan kekayaan budaya pangan Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H