Indonesia, negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan ketahanan dan keragaman pangan nasionalnya. Salah satu kunci untuk mengatasi tantangan ini adalah dengan memastikan akses yang merata terhadap sumber daya genetik pertanian.
Indonesia memiliki kekayaan sumber pangan yang terbentang luas dengan berbagai varietas atau jenis tanaman bernilai gizi tinggi. Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian tahun 2023, Indonesia memiliki 77 varietas tanaman penghasil karbohidrat, 75 varietas sumber minyak dan lemak, serta 26 varietas kacang-kacangan sebagai sumber protein. Buah-buahan dan sayuran pun beragam, dengan masing-masing 389 dan 228 varietas. Selain itu, terdapat 110 varietas rempah dan bumbu yang tidak hanya memperkaya cita rasa, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan.
Keragaman sumber pangan tersebut tersebar di seluruh wilayah nusantara. Kekayaan ini merupakan warisan yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia, namun sayangnya keberadaan varietas-varietas tersebut terancam punah akibat pergeseran pola konsumsi masyarakat dan alih fungsi lahan pertanian yang semakin masif. Tantangan lain seperti perubahan iklim turut memengaruhi keberlanjutan tanaman lokal. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya genetik pertanian menjadi isu krusial yang harus segera ditangani secara komprehensif.
Lembaga riset seperti BB Biogen berperan penting dalam melindungi keberagaman varietas tanaman melalui upaya konservasi genetik dan pemuliaan yang berbasis keanekaragaman lokal. Program pemuliaan yang memanfaatkan varietas adaptif terhadap kondisi lingkungan Indonesia membantu memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.Â
Dalam memperkaya keragaman genetik, pemerintah melalui BB Biogen juga bekerja sama dengan lembaga internasional seperti IRRI (International Rice Research Institute) untuk mengumpulkan varietas padi introduksi dari luar negeri. Mereka mengelola koleksi ini sebagai bentuk konservasi ex-situ, termasuk penyimpanan dalam jangka panjang menggunakan teknik cryopreservation untuk melindungi varietas dari kepunahan dan mendukung keberlanjutan pemanfaatan SDG di masa depan.
Menurut Asadi, seorang peneliti kedelai dan kacang-kacangan di BB Biogen, keragaman genetik pada komoditas seperti kedelai dan kacang-kacangan di Indonesia tergolong sempit. Meski kedelai telah dibudidayakan di Indonesia selama berabad-abad, keragaman genetiknya tetap terbatas. Penyebabnya, banyak pemuliaan kedelai hanya menggunakan genotipe elit dalam persilangan, sehingga potensi keragaman dari kerabat liar yang memiliki karakter unggul belum banyak dimanfaatkan. Asadi juga menyampaikan dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Keragaman Genetik Kedelai Introduksi Menggunakan Marka Mikrosatelit menekankan bahwa keragaman genetik yang tinggi sangat penting untuk menunjang keberhasilan pemuliaan tanaman.Â
Untuk melakukan pemuliaan yang efektif, diperlukan keragaman genetik yang luas. Kondisi ini mengindikasikan pentingnya upaya penguatan dan konservasi sumber daya genetik pertanian secara serius, agar Indonesia dapat mengembangkan varietas unggul yang mampu menghadapi tantangan seperti perubahan iklim, serangan hama, serta memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat.
Pentingnya pertukaran benih antar negara sebagai bentuk upaya saling menjaga keberlanjutan pangan global. Kita tidak pernah tahu kapan bencana akan datang. Contohnya, saat tsunami melanda Aceh beberapa tahun lalu, koleksi benih padi dari Aceh yang disimpan kembali lagi ke daerah asalnya untuk menggantikan tanaman yang hilang akibat bencana.
Selain lembaga penelitian, kelompok tani seperti Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) juga memainkan peran krusial dalam menjaga sumber daya genetik pertanian lokal. AB2TI mengumpulkan dan membudidayakan berbagai varietas tanaman lokal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari padi, jagung, kedelai, hingga palawija.
Andreas Dwi Santosa, Ketua Umum AB2TI sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, menegaskan pentingnya upaya ini. "Jika tidak ada yang peduli dan menyelamatkan benih lokal, pertanian Indonesia akan menghadapi masa depan yang suram," ujarnya. Sebagai salah satu langkah nyata, AB2TI mengembangkan teknik persilangan antara varietas lokal unggul dengan varietas introduksi. Teknik ini bertujuan untuk menciptakan varietas baru yang memiliki karakteristik yang menguntungkan, seperti ketahanan terhadap hama, penyakit, salinitas tinggi, atau produktivitas tinggi. Varietas hasil persilangan ini kemudian disebarkan ke jaringan petani untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kondisi iklim serta kebutuhan lokal masing-masing daerah.
Contohnya, varietas padi hasil persilangan yang dikenal sebagai IF8 (Indonesian Farmer 8) berhasil meningkatkan produktivitas padi di Karanganyar hingga mencapai 13,7 ton per hektare pada tahun lalu. Andreas menyebut capaian ini sebagai pencapaian bersejarah, dengan bangga mengatakan, "Belum pernah sepanjang sejarah panen sebesar itu terjadi di Karanganyar; bahkan mencapai delapan ton saja sebelumnya belum pernah" melalui media National Geographic.