2. Kekurangan seni pertunjukan dalam drama Ayahku Pulang ( PBSI IPI GARUT )
Setiap pementasan drama pasti ada kelebihan dan kekurangan, ada beberapa faktor kekurangan pada drama Ayahku Pulang. Hal yang pertama dilihat pada awal pertunjukan terbentur antara suara hari raya dengan suara mesin jahit, kedua pada saat para tokoh berbicara suaranya agak terdengar tidak baik sehingga tidak begitu jelas ditambah lagi dengan adanya suara anak kecil, helaan nafas pemegang kamera yang bising, dan suara ibu-ibu yang sangat kencang sehingga jika di dengarkan dengan secara jelas sedikit mengganggu.Â
Ketiga terlihat pada penggambilan video pada saat percakapan Gunarto dengan Ibu Tina sedikit goyang sehingga pada perpindahan pengambilan gambar sedikit kurang bagus karena kontras cahaya yang berubah-ubah. Keempat kostum yang dikenakan Gunarto sedikit mengganggu terlihat tidak nyaman sebab yang menggunakan sarung dan peci diperankan oleh perempuan sehingga terkesan kaku.
Kelima saat percakapan IbuTina, Maimun, dan Gunarto. Maimun sedikit melakukan kode gerakan wajah untuk memberitahu tokoh lain untuk melanjutkan percakapan entah disengaja atau tidak akan tetapi terkesan tidak natural. Keenam tokoh Ibu Tina sedikit kagok dalam pelafalan percakapannya, ekspresinya terlihat sering menunduk kebawah meja tempat menjahit entah melihat teks atau memang gayanya, kemudian saat percakapan Gunarto dengan Maimun dia sedikit kagok terlihat jelas akan tetapi langsung di jeda.
Ketujuh saat Maimun dan Narto joget ala India ekspresinya sangat kaku, dan Maimun mengkode ke tokoh Ibu Tina untuk melanjutkan percakapan. Hahah banyak sekali kode ya ( lalu saat adegan Raden saleh datang ke rumah Ibu Tina adegan itu tidak di sorot jadi kelihatan aneh. Ada juga adegan saat Gunarto sedang memulai percakapan tapi dia tidak di perlihatkan. Untuk pemahaman naskah drama nya kurang karena para toko masih ada yang melihat teks.
KESIMPULAN
Dari pementasan drama ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kekurangan yang tidak akan terulang lagi pada pementasan drama selanjutnya, kritik seni pertunjukan ini akan dijadikan sebagai bahan acuan yang lebih baik kedepannya dikompakan lagi sesama pemain, kameramen dan videografer sehinga terciptanya keselarasan.
REFERENSI
file:///C:/Users/Nurhayati/Downloads/855-1409-1-SM%20(1).pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H