Abstrak
Tiada kritik maka nilai- nilai dan kualitas karya seni tak dapat dikenali dan di pahami. Kritik bukan hanya bermanfaat bagi pembangan khasan seni, melainkan dapat memacu kualitas kreatifitas seniman dan meningkatkan daya apresiasi khalayak luas. Sebuah kritik seni harus mempertahankan aktifitas-aktifitasnya yang memacu kejelasan preposional dan mampu menyertakan posisinya di antara jenis karya seni yang menjadi objek kritik. Dalam penelitian ini, penulis akan mengkritik sebuah kekurangan dan kelebihan dalam sebuah pementasan seni drama Ayahku Pulang.
Kata kunci : kritik seni pertunjukan, kelebihan dan kekurangan.
PENDAHULUAN
Kritik adalah komentar atau ulasan yang bersifat normatif terhadap sesuatu prestasi dan hal ikhwal dengan tujuan apresiasi menurut Sudarmaji ( 1979:2). Kritik dalam seni pertunjukan dalam dunia seni terdiri atas tiga komponen penunjang kegiatan, yaitu penciptaan atau seniman, apresisasi penonton, dan karya seni sebagai produk dan proses. Penikmat dan penghayatan seni adalah orang yang secara langsung menghayati dalam berhadapan dengan karya seni. Nilai karya seni adalah nilai atau makna yang diciptakan oleh penikmat atau penghayatan setelah terjadinya interaksi dengan karya seni.
Kritik berperan sebagai aktifitas penerjemah karya untuk mempercepat dan meningkatkan apresiasi penikmatnya, dan memberikan dampak terhadap tumbuhnya kebiasaan kritis pada penikmatnya. Sikap kritis pada penikmat akan mendorong munculnya karya seni yang berkualitas karena dengan begitu isi di dalam kritik tidak hanya menyampaikan kekurangan dan kelemahan karya seni tetapi juga memberikan solusi atau saran sehingga dapat meningkatkan kualitas yang lebih baik.
BUKTI TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Kelebihan seni pertunjukan dalam drama Ayahku Pulang ( PBSI IPI GARUT )
Dalam pementasan drama ini terjadi konflik dimana seorang kepala rumah tangga meninggalkan rumah dan tidak bertanggung jawab terhadap keluarganya sehingga menimbulkan faktor kebencian dari salah satu anaknya. Namun dari pementasan drama ini terdapat nilai yang bisa diambil dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jangan tanamkan rasa dendam kepada orang tua, terimalah apa adanya kondisi keluarga, jangan lari dari masalah dan bersifat terbuka terhadap kelurga. Bahasa yang digunakan layaknya seperti naskah yang sudah ada sebelumnya setiap ucapan para tokoh saling menyambung sehingga jika dilihat seperti sebuah percakapan.
Pementasan dilakukan pada siang hari dibantu dengan tata lampu yang remang, ruang tamu yang dilengkapi dengan sebuah meja tamu, bilik putih, background menggunakan kain, sebuah mesin jahit, lemari, dsb. Selain itu musik yang begitu keras diawal, di akhir penampilan drama tersebut menayangkan musik berjudul "Ayah" karya Irfan Seventeen yang menjadi pendukung berlangsungnya penampilan drama tersebut.
Selain itu karakter toko utama Gunarto sang berperan penting sebab ia yang sangat keterlibtan konflik dengan sang Ayah sehingga sangat mewakili jalan cerita tersebut. Setiap tokoh sangat menghayati peran mereka kapan mereka harus melakukan sesuatu mereka tau posisinya dan konflik yang hadir terjadi antara individu dengan kelompok.
2. Kekurangan seni pertunjukan dalam drama Ayahku Pulang ( PBSI IPI GARUT )
Setiap pementasan drama pasti ada kelebihan dan kekurangan, ada beberapa faktor kekurangan pada drama Ayahku Pulang. Hal yang pertama dilihat pada awal pertunjukan terbentur antara suara hari raya dengan suara mesin jahit, kedua pada saat para tokoh berbicara suaranya agak terdengar tidak baik sehingga tidak begitu jelas ditambah lagi dengan adanya suara anak kecil, helaan nafas pemegang kamera yang bising, dan suara ibu-ibu yang sangat kencang sehingga jika di dengarkan dengan secara jelas sedikit mengganggu.Â
Ketiga terlihat pada penggambilan video pada saat percakapan Gunarto dengan Ibu Tina sedikit goyang sehingga pada perpindahan pengambilan gambar sedikit kurang bagus karena kontras cahaya yang berubah-ubah. Keempat kostum yang dikenakan Gunarto sedikit mengganggu terlihat tidak nyaman sebab yang menggunakan sarung dan peci diperankan oleh perempuan sehingga terkesan kaku.
Kelima saat percakapan IbuTina, Maimun, dan Gunarto. Maimun sedikit melakukan kode gerakan wajah untuk memberitahu tokoh lain untuk melanjutkan percakapan entah disengaja atau tidak akan tetapi terkesan tidak natural. Keenam tokoh Ibu Tina sedikit kagok dalam pelafalan percakapannya, ekspresinya terlihat sering menunduk kebawah meja tempat menjahit entah melihat teks atau memang gayanya, kemudian saat percakapan Gunarto dengan Maimun dia sedikit kagok terlihat jelas akan tetapi langsung di jeda.
Ketujuh saat Maimun dan Narto joget ala India ekspresinya sangat kaku, dan Maimun mengkode ke tokoh Ibu Tina untuk melanjutkan percakapan. Hahah banyak sekali kode ya ( lalu saat adegan Raden saleh datang ke rumah Ibu Tina adegan itu tidak di sorot jadi kelihatan aneh. Ada juga adegan saat Gunarto sedang memulai percakapan tapi dia tidak di perlihatkan. Untuk pemahaman naskah drama nya kurang karena para toko masih ada yang melihat teks.
KESIMPULAN
Dari pementasan drama ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kekurangan yang tidak akan terulang lagi pada pementasan drama selanjutnya, kritik seni pertunjukan ini akan dijadikan sebagai bahan acuan yang lebih baik kedepannya dikompakan lagi sesama pemain, kameramen dan videografer sehinga terciptanya keselarasan.
REFERENSI
file:///C:/Users/Nurhayati/Downloads/855-1409-1-SM%20(1).pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H