Mohon tunggu...
Habibah Auni
Habibah Auni Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas

Seorang penulis lepas amatir yang berdedikasi penuh dalam mengasah kemampuan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Resep Memenangkan Lomba Menulis Opini/Esai Populer

17 Agustus 2021   10:46 Diperbarui: 22 Agustus 2021   09:08 4270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukumnya wajib, ya, sayang | Foto: Unsplash

Sebagai pemburu lomba menulis opini, saya cukup senang dan mengapresiasi usaha berbagai kampus dalam memopulerkan jenis lomba menulis satu ini. Mengingat jumlahnya tidak sebanyak lomba menulis esai ilmiah atau lomba karya tulis ilmiah (LKTI). Bahkan, barangkali bagi sebagian besar orang dirasa tidak terlalu bergengsi. 

Menulis opini tidak sekadar kamu menumpahkan apa yang dipikirkan dalam selembar kertas. Ialah suatu seni meringkas beribu-ribu gagasan inovatif menjadi rangkaian kalimat indah yang mampu menggiring emosi pembaca. 

Jika tidak percaya, coba baca tulisan di Kompas, Republika, Jawa Pos, Media Indonesia, atau media massa nasional lainnya. Kamu akan menyadari betul sejauh mana dirimu sudah terbawa arus dalam permainan pemikiran para penulisnya. 

Kamu pun mulai bertanya-tanya, "Apa yang membuat tulisan opini mereka bagus, sampai-sampai berhasil dimuat di media massa sekaliber itu?" 

Sisihkan sedikit waktu dan bedahlah karya mereka dengan seksama. Akan tampak jelas betapa berbedanya tulisan opini dengan esai ilmiah ataupun LKTI. Entah itu dari penyampaian gagasan, peracikan plot, maupun permainan diksi.

Ini berlaku pula pada lomba menulis opini, yang sekurang-kurangnya memiliki kemiripan dengan menulis opini di media massa. Namun, tentu saja ia memiliki format dan pola uniknya sendiri, yang terlihat jelas tatkala kamu berhasil memenangkannya.

Dengan mengetahui rahasia memenangkan lomba menulis opini - yang disarikan berdasarkan pengalaman dan hasil pengamatan saya - niscaya tidak sedikit dari kamu akan mengamini pernyataan tadi. Bahwa indikator kualitas tulisan opini ditentukan dari ketajaman gagasan, plot, ataupun diksi.

Jadi, tunggu apalagi? Bersegeralah untuk mengetahui resep memenangkan lomba menulis opini lantas mengaplikasikannya!

Baca Juga:  7 Tips Ampuh Menjadi Content Writer yang Dicari Banyak Orang!

"SKSD" dengan Penyelenggara dan Juri Lomba Menulis Opini

Juri dan Penyelenggara Juga Butuh Perhatianmu! | Foto: Unsplash
Juri dan Penyelenggara Juga Butuh Perhatianmu! | Foto: Unsplash

Adalah langkah pertama dan krusial yang mesti kamu lakukan, dalam upaya memenangkan lomba menulis opini. Yang tentunya bisa diwujudkan dengan membaca buku panduan; menyibak identitas penyelenggara dan juri lomba lantas menyelami selera bahasa dan pemikiran mereka. Tidak luput memperhatikan preferensi mereka terhadap keindahan tulisan ataupun bobot pembahasan.

Mencermati Tujuan Lomba Menulis Opini

Apa Tujuan Lomba Tersebut? | Foto: Unsplash
Apa Tujuan Lomba Tersebut? | Foto: Unsplash

Bagian yang sering dianggap membosankan, padahal tak kalah pentingnya dengan poin sebelumnya. Memahami tujuan lomba menjadi pintu keduamu dalam memenangkan lomba menulis opini. 

Apakah - misal tema lomba adalah pendidikan - tujuannya buat mengevaluasi kebijakan? Atau menciptakan suatu inovasi baru? Ketahuilah bahwa setiap penyelenggara lomba memiliki tujuannya masing-masing, dan lebih memilih karya yang selaras dengan keinginan dan kebutuhan mereka.

Riset, Riset, Riset!

Riset | Foto: Unsplash
Riset | Foto: Unsplash

Ada tiga macam riset yang mesti kamu lakukan dalam menyusun mahakarya untuk lomba menulis opini, yaitu riset topik, riset tulisan penyelenggara, dan riset karya pemenang sebelumnya.

Pertama, riset topik tulisan untuk dilombakan. Bacalah berbagai sumber literatur terkait lalu himpun seluruh poin penting darinya. Cermati celah-celah pada tiap sumber literatur, ajak otakmu berpikir, kemudian lengkapi gagasannya. 

Jika sudah, rangkailah seluruh poin menjadi suatu kerangka tulisan dengan pola intro (2-3 paragraf)-why (1-2 paragraf)- dampak jika tidak diangkat (2-3 paragraf) -menawarkan suatu solusi (1 paragraf)-langkah bottom-up (2-4 paragraf)-langkah top-down (2-4 paragraf)-penutup (1 paragraf). 

Catatan tambahan: tingkatkanlah persentase kemenanganmu dengan menggunakan sub tema "pasaran" namun dengan perspektif dan solusi yang unik nan menggugah. Caranya tidaklah sulit, tinggal mengenali kekurangan argumentasi dalam sumber literatur dalam negeri. Setelah itu, perbanyaklah membaca berbagai referensi di luar negeri, entah itu dari situs terpercaya ataupun artikel ilmiah. 

Berikutnya melakukan riset tulisan penyelenggara. Disadari atau tidak, seringkali penyelanggara memublikasikan karya para kontributor di situs mereka. Nah, ini bisa menjadi kesempatan terbaikmu dalam melakukan benchmarking gaya bahasa, struktur tulisan, jumlah barisan dalam 1 paragraf, ideologi, dan perspektif dari artikel pihak penyelenggara.

Apalagi jika kamu berkesempatan meneliti karya pemenang sebelumnya. Mengingat terkadang penyelenggara lomba menerbitkan karya pemenang pada situsnya. Ini bisa menjadi peluang terbesarmu dalam membuat tulisan opini yang sesuai selera penyelenggara. 

Baca Juga: Ini 7 Pekerjaan yang Cocok untuk Kamu Si Hobi Menulis!

Membuat Judul "Click-Bait"

Seperti Apa Judul Tulisan yang Menarik? | Foto: Unsplash
Seperti Apa Judul Tulisan yang Menarik? | Foto: Unsplash

Baik, baik. Mungkin tidak sedikit dari kamu yang menolak poin ini lantas berpikir bahwa membuat judul "click-bait" adalah suatu dosa besar. Namun, percayalah. Judul "click-bait" sangat kamu perlukan agar bisa menarik perhatian para pembaca. Mengingat secara psikologis orang-orang membaca tulisan dari atas sampai bawah. Inilah sebabnya tulisan yang dirasa kurang menarik tidak akan dibaca sampai tuntas.

Dengan demikian kamu sepatutnya membuat judul tulisan yang menarik; tidak terlalu deskriptif menjelaskan isi tulisan, namun lebih memainkan diksi yang sekiranya relevan dengan topik tulisan. Terkhusus lomba menulis opini, kamu bisa merangkai judul tulisan dalam 2-5 kata. Mengawali judul tulisan dengan kata kerja ataupun memasukkan kata sambung berupa "dan".

Baca Juga: 3 Cara Mudah Membangun Personal Branding untuk Penulis Lepas

Taati Peraturan Lomba Menulis Opini

Hukumnya wajib, ya, sayang | Foto: Unsplash
Hukumnya wajib, ya, sayang | Foto: Unsplash

Mematuhi dan memenuhi tata cara dan syarat pendaftaran, syarat tulisan, ketentuan penulisan, dan hal-hal lain yang tertera dalam buku panduan lomba. Perhatikan pula bobot tulisan, apakah lebih menitikberatkan pada kaidah penulisan atau kedalaman pembahasan.

Jika lebih banyak ke kaidah kepenulisan, maka menulis dengan gaya cerita berbahasa indah tentu lebih diutamakan ketimbang kedalaman pembahasan. Namun, apabila bobot tulisan lebih banyak ke gagasan, maka tulisanmu tidak sepatutnya bertele-tele dan setiap kalimat harus mengandung informasi baru yang kuat.

Serap semua ilmu ini dalam kepalamu, biarkan berkecamuk lalu menyatu menjelma suatu teknik menulis baru. Ikutilah lomba menulis opini guna menguji kompetensi tulisanmu. Asah, asah terus penamu. 

Dengan membongkar resep menulis opini ini dan mempelajarinya, niscaya kamu sudah berada di satu langkah berikutnya dalam upaya memenangkan lomba menulis opini/esai populer!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun