Karena begitu luas dan banyak nya pengguna media sosial dalam hal ini tiktok, banyak akun atau pengguna yang memiliki kesukaan yang berlebih atau fanatik terhadap paslon yang mereka pilih, menjadikan sebuah beranda tiktok penuh dengan konten yang mempropaganda dan menjadikan perseteruan di dalam kolom komentar yang menjadikan sebuah perpecahan pada masyarakat atas isu yang diangkat untuk dijadikan sebuah propaganda. Selain itu, banyak konten yang wajib di pertanyakan kredibilitasnya, karena masih banyak penyebar hoaks yang dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan pasangan calon lainnya.Â
Literasi media digital bagi masyarakat adalah sebuah cara agar terhindar dari pertikaian yang menyebabkan sebuah perpecahan di dunia maya. dengan memiliki daya literasi yang cukup, setidaknya menjadikan kita pribadi yang dapat memfilter setiap konten yang tersaji dengan mengklarifikasi dan mencari kebenaran melalui sebuah sumber yang dapat terpercaya. Serta menjadikan pribadi yang tidak ikut dalam golongan yang mengemukkan sesuatu tanpa argumentasi yang kuat. yang hanya menjadikan sebuah kekeruhan dalam sistem demokrasi kita.Â
Kita harus menyadari bahwa realitas yang dihasilkan media sosial itu adalah semu yang sudah diciptakan untuk kepentingan segelintir orang, kita hanyalah pasar yang bisa dijadikan target rayuan untuk mengambil tindakan tertentu. Jadi sebuah kebutuhan untuk melindungi kita dari tipu daya media sosial hanyalah sebuah pemahaman tentang literasi digital yang sangat penting untuk kita dapat menentukan sebuah pilihan dan melakukan tindakan yang tidak di luar batas yang mungkin suatu saat dapat  memberikan dampak yang dapat merugikan kita.Â
Masih banyak kekurangan yang dapat kita rasakan dari media sosial, terutama ketika media sosial dijadikan sebagai alat untuk kampanye diantaranya:
- Berita Hoaks Mudah Tersebar
Berita hoaks mudah sekali tersebar di media sosial. Dalam beberapa menit atau jam, berita hoaks bisa meluas ke seluruh pengguna bahkan ke seluruh platform media sosial yang berbeda. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia yang gampang mempercayai sebuah informasi semakin mempermudah hoaks meluas. - Bahkan, hoaks tidak hanya tersebar di media sosial, tetapi juga ke berbagai aplikasi chat hingga menjadi perbincangan di dunia nyata. Saat sudah seperti ini hoaks agak sulit dihilangkan terutama pada orang-orang yang tidak menggunakan media sosial yang hanya tahu hoaks tersebut dari mulut ke mulut.
Kampanye Hitam
Kampanye hitam merupakan sebuah usaha untuk mempertanyakan atau merusak reputasi seseorang dengan cara mengeluarkan propaganda negatif. Adanya tren kampanye politik di media sosial membuat oknum pembuat kampanye hitam pun beralih ke media sosial. Kampanye hitam ini sering juga disebut dengan black campaign.Â
Seperti yang sudah dilakukan oleh akun-akun yang tidak bertanggung jawab dalam menyebarkan fitnah dan isu- isu negatif yang terjadi dahulu diangkat kembali untuk menjatuhkan paslon lawan agar tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai pemilih. Kampanye hitam di media sosial lebih mudah tersebar dan bisa mempengaruhi pengguna media sosial lain. Di tambah jika postingan tersebut membuka kolom komentar, kemungkinan terjadi kericuhan karena pembelaan pendukung dari pihak yang dijelek-jelekkan.
Regulasi Belum Memadai
Peraturan-peraturan terhadap kampanye politik di media sosial masih banyak kurangnya. Meskipun diawasi oleh bawaslu dan Kominfo, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum yang sering membuat ricuh, provokasi, hingga perpecahan antar pendukung.
Pihak yang berkepentingan hanya memanfaatkan tren kampanye politik di media sosial untuk mendapatkan keuntungan saja, tidak peduli jika cara yang digunakan memiliki dampak buruk yang bahkan sangat serius. Sedangkan, pemerintah belum benar-benar memberikan regulasi yang memadai untuk kampanye di media sosial. Tren kampanye politik di media sosial memang memiliki kelebihan dan kekurangan di saat yang bersamaan. Namun, penyebaran hoaks, kampanye hitam dan sejenis hal seperti itu bisa ditekan jika masyarakat Indonesia lebih cerdas lagi ketika menerima sebuah informasi negatif di media sosial saat kampanye.
Tidak menutup kemungkinan media sosial juga mempunyai bebagai keunggulan yang dapat di rasakan oleh para paslon untuk menyampaikan ide, gagasan, dan programnya diantanya:Â