Mohon tunggu...
habakuk ari
habakuk ari Mohon Tunggu... Mahasiswa - akademisi

seputar pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Opini tentang Project Based Learning

3 Januari 2024   19:43 Diperbarui: 3 Januari 2024   19:47 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel ini merupakan tugas kelompok berupa OPINI Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester dari matakuliah Teori dan Strategi Pembelajaran

Artikel Ini disusun Oleh : Ari Kuncoro, Ariyanti, Wiwit Sumarni

PROJECT BASED LEARNING

Kehadiran Kurikulum Merdeka (KM), yang merupakan terjemahan lanjut dari semangat "Merdeka Belajar", menjadi salah satu jawaban dalam menjawab tantangan yang dihadapi  dalam learning loss semenjak covid 19, sehingga dengan kejadian ini maka didasari semangat mengurangi dan menyederhanakan materi pembelajaran agar bisa lebih fokus, tak menyeragamkan atau memerdekakan peserta didik sesuai minat, bakat, dan passion. Kurikulum ini dirancang untuk lebih adaptif dan fleksibel serta didasari konsep untuk implementasi riil link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Fenomena selama ini, SMK dan PTV (Persada Televisi) cenderung mewajibkan semua peserta didik harus bisa dan ahli di semua bidang. Kenyataannya, itu sulit mencapai target karena memang sangat sulit membentuk peserta didik menjadi ahli di seluruh bidang dan materi, yang kelak juga tidak semuanya digunakan di dunia kerja yang sesungguhnya. Dan Salah satu solusi untuk perbaikan pendidikan di Indonesia adalah dengan pembelajaran project-based learning (PBL).

Hasil dari membaca artikel pembelajaran Project based Learning  dari berbagai sumber didapatkan pengetahuan dari para peneliti sebagai berikut.

Penelitian tentang Project Based Learning (PjBL) telah menunjukkan efektivitasnya di berbagai lingkungan pendidikan. Dadi (2020) menemukan bahwa PjBL meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan RPP, sedangkan Mulyono (2020) melaporkan adanya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan PjBL dan yang tidak. Arifa (2018) lebih lanjut menunjukkan bahwa PjBL, jika dikombinasikan dengan strategi metakognitif, akan meningkatkan kemampuan metakognitif dan hasil belajar siswa. Rasmani (2023) menyoroti keberhasilan penerapan PjBL dalam Kurikulum Merdeka pada pendidikan anak usia dini, menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dan pendidikan karakter. Studi-studi ini secara kolektif menggarisbawahi dampak positif PjBL terhadap pembelajaran siswa dan perlunya manajemen yang efektif dan integrasi pendekatan ini dalam kurikulum.

Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) terbukti memberikan dampak positif di berbagai jenjang pendidikan dan mata pelajaran. Dalam pendidikan Islam di tingkat dasar, PBL terbukti menumbuhkan kemandirian, kreativitas, dan lingkungan kelas yang lebih menyenangkan (Hunain, 2023). Dalam pendidikan matematika di tingkat universitas, PBL terbukti meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir kritis, serta menyediakan alat penilaian diri bagi siswa (Zakiah, 2020). Dalam pendidikan anak usia dini, PBL telah diterapkan melalui berbagai pendekatan, termasuk pembelajaran proyek total, parsial, dan sesekali, untuk mendorong lingkungan pembelajaran yang konstruktivis, pemecahan masalah, dan berbasis inkuiri (Sari, 2018). Dalam pendidikan matematika sekolah menengah, penerapan PBL terbukti meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan (Amin, 2023). Studi-studi ini secara kolektif menunjukkan efektivitas PBL dalam meningkatkan keterlibatan siswa, kreativitas, dan hasil pembelajaran di berbagai konteks pendidikan.

Pengertian Project Based Learning

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) merupakan model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya (Listiani & Purwanto, 2018; Munawaroh et al., 2012).

Landasan Teori

a. Secara teoritis

Pembelajaran model Project Based Learning memiliki landasan teori belajar Konstruktivistik yang menekankan pada ide peserta didik yang membangun pengetahuan berdasarkan pengalamannya.

b. Secara Empiris

model ini dirasa sanggup membuat siswa memahami pembelajaran dengan model Project  Based Learning secara bermakna dan dikembangkan berdasarkan konstruktivisme.

Karakteristik Model Pembelajaran Project Based Learning 

Dalam melaksanakan pembelajaran berbasis proyek, ada suatu karakteristik yang dimiliki dari Project Based Learning. Menurut Stripling, dkk (dalam Sani, 2014, hlm. 173-174) Project Based Learning memiliki karakteristik pembelajaran yang efektif, diantaranya:

  • Mengarahkan siswa untuk menginvestigasi ide dan pertanyaan penting.
  • Merupakan suatu proses inkuiri
  • Terkait dengan kebutuhan minat siswa.
  • Berpusat pada siswa dengan membuat produk dan melakukan presentasi secara mandiri.
  • Menggunakan keterampilan berfikir kreatif, kritis, dan mencari informasi untuk melakukan investigasi menarik kesimpulan serta menghasilkan suatu produk.
  • Terkait dengan permasalahan isu dunia nyata yang autentik.

Manfaat bagi siswa

Model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan motivasi, proses, dan prestasi belajar peserta didik dengan memfasilitasi kreativitas berpikir, pemecahan masalah, dan interaksi serta membantu dalam penyelidikan yang mengarah pada penyelesaian masalah dalam dunia nyata.

Kelebihan Project Based Learning

  • Model PjBL dapat membantu siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
  • Memiliki kemampuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
  • Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
  • Terjadi kolaborasi alamiah antar siswa.
  • Kemampuan komunikasi siswa meningkat secara tidak langsung.
  • Keterampilan manajemen waktu meningkat.
  • Pembelajaran menjadi menyenangkan.
  • Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengelola berbagai sumber.
  • Dapat mengajarkan siswa mengorganisasi proyek.


Kekurangan Project Based Learning

1. Membutuhkan durasi yang lama tergantung projek yang dikerjakan

2. Membutuhkan sumber daya tambahan

3. Komplesitas penilaian

4. Partisipasi siswa yang tidak merata apabila dilakukan dalam kelompok

5. Biaya atau anggaran yang besar

6. Hasil yang belum tentu sesuai harapan

Kesimpulan

 Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Metode pembelajaran berbasis proyek juga dapat diterapkan pada semua satuan pendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas. Pada era sekarang dengan kurikulum merdeka belajar sangat memungkinkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Bahkan pembelajaran berbasis projek dapat mempengaruhi hasil belajar siswa TK, SD, SMP, dan SMA/SMK di semua mata pelajaran. Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan penelitian mendalam tentang suatu topik dan menggunakan pendekatan berbasis riset untuk meningkatkan pembelajaran melalui pertanyaan dan masalah yang relevan dan berbobot.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun