"Lebih ke karena deket sama keluarga, jadi dikasih THR. Tapi range (nominal) THR, lebih ke siapa yang butuh sekarang. Karena mahasiswa, dikasih THR banyak karena kesadaran kalau mahasiswa itu keperluannya jauh lebih banyak daripada anak kecil," papar Mandha.
Tingkat keseringan berinteraksi juga berpengaruh dalam menentukan seseorang termasuk keluarga dekat atau tidak. Ade sebagai pemberi THR merasa bahwa keluarga yang masih sering berinteraksi cenderung akan mendapatkan nominal lebih besar dibanding mereka yang hanya bertemu setahun sekali.Â
"Biasanya kalau semakin jauh hubungannya, apalagi jarang ketemu dan ketemunya setahun sekali pas lebaran, biasanya gak sebesar yang dekat dan lebih sering ketemu," katanya.
Meskipun masih ada beberapa pedagang yang membuka jasa penukaran uang baru, perubahan zaman memudahkan seseorang untuk memberikan THR. Dengan adanya perkembangan teknologi, pemberian uang tidak melulu dalam bentuk fisik, melainkan bisa menggunakan transfer bank. Perbedaan generasi membuat mereka memiliki preferensi masing-masing dalam cara memberi dan menerima THR. Bagi Ari dan Ade yang merupakan Generasi X, mereka lebih senang memberikan uang secara fisik ketimbang transfer. Alasannya, lebih mendapatkan kesan kebersamaan lebaran yang diharapkan.
"Kasih cash karena lebih ada kesan hand-to-hand dan sambil salim," ujar Ari terkait alasannya.
Sementara itu bagi Generasi Z, Gading dan Mandha lebih senang menerima uang melalui transfer mobile banking dibandingkan menerima uang fisik. Mereka malas membawa uang tunai dalam jumlah besar. Hal ini dikenal dengan istilah cashless. Istilah tersebut juga dilontarkan oleh Gading dalam alasannya.
"Transfer. Karena aku orangnya cashless banget. Biar dompetnya tipis kalo ditaro di kantong," ungkap Gading.
Berada di tengah momen lebaran menjadi suatu keberkahan bagi masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukkan dalam tradisi THR. Setiap orang memiliki niatnya masing-masing dalam bagaimana mereka mengelola uang tersebut. Uang yang diterima oleh Gading dan Mandha akan mereka tabung untuk keperluan mendatang, khususnya kebutuhan kuliah sebagai mahasiswa.
"Niatnya buat ditabung kebutuhan kuliah, sih," ucap Mandha.
Niat serupa juga diharapkan bagi para pemberi THR, seperti Ari dan Ade, yang ingin rezekinya dapat bermanfaat. Karena momen Ramadan hanya berlangsung setahun sekali dan belum tentu kita akan merasakannya lagi, Ade ingin menjadikan tradisi THR kali ini sebagai sesuatu yang dapat memberikan kesenangan bagi orang lain.Â
"Tujuannya lebih ke berbagi kebahagiaan aja. Seneng aja ngeliat mereka senang terima pemberian dari kita. Ya, semoga jadi berkah buat kita karena kita ngasih ke mereka," tutup Ade seraya tersenyum simpul.