Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Eksistensi Museum dan Kita

12 Oktober 2022   23:35 Diperbarui: 12 Oktober 2022   23:38 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Museum memang menyajikan informasi terkait benda benda sejarah bernilai tinggi, tetapi karena tujuan utamanya bukan kearah profit maka ya penyajiannya hanya sekedarnya. Tidak dipoles sedemikian rupa untuk menarik pengunjung. Hal ini jelas berbeda kalau Museum selani orientasi edukasi juga bisa ke aspek bisnis.

Bisnis disini tentunya tidak mengorbankan sisi kesakrakalan serta nilai sejarah dari benda -- benda yang ada di dalam museum tersebut.  Buatlah acara -- acara yang dapat menarik minat tidak hanya pelajar tapi masyarakat umum untuk dapat berkunjung ke museum. 

Misalnya konser konser musik bertema nusantara yang dibawakan musisi musisi muda tanah air. Atau bisa juga mengundang artis artis top dunia tapi berkonser di latar belakang museum.

Kementrain Pariwisata dan Ekonomi kreatif mutlak harus diajak untuk memajukan museum- museum yang ada. Bisa juga mengadakan berbagai stand di festival / pameran pariwisata di luar negeri mempromosikan museum di Indonesia. 

Percayalah Museum museum di Indonesia tidak kalah menyimpan nilai -nilai sejarah bernilai tinggi kalau dibandingkan dengan museum yang ada di luar negerin.

Khusus untuk menarik minat anak -- anak muda atau generasi- generasi gadget harus dibuat terobosan agar mereka mau "melirik" Museum sebagai tempat hang out. 

Dapat dimulai dari bentuk/bangunan Museum yang dibuat Instagramable, ada juga caf-caf atau tempat nongkrong kekinian yang tentunya dapat ng-blend dengan suasana museum.

Digitaliasi Museum perlu juga di pikirkan, dimana kita bisa mengakses informasi museum tanpa perlu harus hadir ke Museum. Pada saat wabah covid melanda banyak museum museum dunia menerapkan hal ini. Tentunya ada harga yang harus dibayar untuk mengakses informasi ini.

Intinya Museum harus berubah terutama berubah dalam tata cara penyajian informasi ke public, harus lebih berinovasi, harus lebih segar. Sehingga Museum yang diidetikkan barang kuno, lusuh, tidak menarik lambat laun dapat berubah citranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun