Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ke Mana Demokrat Berlabuh?

2 Oktober 2022   00:26 Diperbarui: 2 Oktober 2022   00:34 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Nasdem jelas memberikan persetujuan untuk Anies jadi capresnya, begitu juga dengan PKS rasanya sangat setuju dengan Anies. Beda untuk posisi cawapres , PD dan PKS mungkin bisa setuju untuk mengajukan AHY tetapi tidak dengan Nasdem. Nasdem jelas punya perhitungan sendiri.  AHY nampaknya belum bisa menyakinkan Nasdem untuk mengeruk suara secara nasional demi pilpres.

Dari dua nama selain AHY yang diusulkan Nasdem, juga bukan nama sembarangan. Panglima TNI Jendral Andika Perkasa serta Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjadi kandidat alternative yang ditawarkan Nasdem. Kedua nama tersebut jelas punya kelebihan terutama dalam mengeruk suara. Jendral Andika dengan posisinya sekarang tentunya punya jaringan yang sangat kuat sampai pelosok pelosok negeri. Sedangkan Khofifah bisa menjadi ujung tombak suara di daerah Jawa Timur serta keterwakilan perempuan apalagi dapat mempresentasikan wakil dari NU.

Tarik menarik inilah yang pada akhirnya koalisi Nasdem -- PKS -- PD belum deal sampai saat ini. Yang satu sudah merasa percaya diri tinggi, yang satu ikut arus, yang satu merasa dimanfaatkan. Tapi apakah PD dengan AHY tidak punya kelebihan dibandingkan keduanya? Jelas PD mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki calon lain. Yakni ; dukungan logistik yang mumpuni.

PD jelas mempunyai juga kader kader yang militant yang siap membantu serta membiayai partai. Apalagi ada sosok SBY dibelakang PD yang tentunya sedikit banyak masih punya jaringan dan pengaruh . Dukungan atau tawaran logistic inilah yang dapat dijadikan alat tawar menawar dalam diskusi. Semua juga paham bahwa gelaran Pilpres membutuhkan dukungan logistic tidak sedikit. Dalam hal ini PD tentunya bisa lebih diandalkan daripada dua calon cawapres lainnya.

Namun apabila pada akhirnya PD tidak menemukan titik temu dengan PKS dan Nasdem akan kemana PD ?. Pertanyaan yang agak sulit dijawab karena untuk berkoalisi dengan partai lain akan kesulitan, karena kemana mana PD akan tetap membawa AHY sebagai bagian dari tawaran berkoalisi. Harus ada AHY di paket capres/cawapresnya. Sedangkan partai lain yang perolehan suaranya menengah bahkan ketua umumnya tidak berani tampil, kecuali Ketua Umum PKB yang sangat percaya diri.

PDI -- P sudah punya sendiri antara Puan Maharani dan Ganjar dan hampir mustahil menggandeng PD dengen AHYnya, Gerindra sudah punya Prabawo yang tidak cocok disandingkan dengan AHY karena sama sama berlatat belakang militer, KIB ( Golkar -- PAN --PPP) sampai saat ini masih menunggu "hilal" dalam mencalonkan capre/cawapres namun kemungkinan sangat kecil mau mengakomodir PD kalau masih bersikeras dengan AHYnya.

Analisa penulis PD pada akhirnya akan tetap berkoalisi dengan PKS , Nasdem atau partai lainnya tetapi tidak bisa mengajukan AHY sebagai capres/cawapres. Menyakitkan memang, hal ini sama seperti saat 2019. Masuk ke koalisi pendukung Prabowo tetapi tidak terlalu aktif berkampanye. 

Atau jangan sampai apa yang ditakutkan oleh Pak SBY bahwa pada akhirnya PD tidak bisa berkoalsi dengan siapapun terjadi. Tentunya hal ini sangat sangat dan jangan sampai terjadi. Dan kalaupun memang harus terjadi mau gimana lagi, hidup ini memang begitu seperti roda, kadang di atas kadang pula di bawah. Tetap semangat PD dan AHY, semoga cepat mendapatkan mitra koalisi yang pemanen, jangan mau digantung lama -- lama, emang jemuran?

Salam poliTIKUS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun