Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola Kelompok Umur dan Prestasi Timnas Senior

21 Agustus 2022   23:14 Diperbarui: 23 Agustus 2022   13:05 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Timnas Indonesia U16 merayakan kemenangan seusai mengalahkan Timnas Vietnam U16 saat laga final AFF U16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (12/8/2022). (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko via kompas.com)

Keberhasilan Tim Nasional (Timnas) U -16 menjuarai turnamen AFF U-16 baru -- baru ini layak kita apresiasii. 

Di tengah dahaga prestasi Timnas senior yang tak kunjung meraih tropi, keberhasilan para remaja ini seolah memberikan sedikit kegembiraan para pencinta sepak bola di Indonesia.

Namun keberhasilan para remaja ini harus dipahami bukanlah cermin sesungguhnya dari prestasi sepak bola Indonesia. 

Jujur saja bahkan bisa dibilang keberhasilan ini tidak akan berdampak banyak untuk prestasi sepak bola Indonesia, kalau sistem pelatnas dan pembinaanya masih seperti ini.

Bicara prestasi sepak bola suatu negara parameternya jelas yakni 2 hal, yaitu ; Prestasi yang dicapai oleh Tim Nasional Senior serta sejauh mana klub yang ada ikut serta dalam kompetisi resmi yang digelar oleh badan yang berafiliansi kepada FIFA.

Untuk Timnas Senior pertanyaannya adalah kapan Indonesia bisa ke Piala Dunia dan kapan Indonesia masuk dalam 100 besar rangking FIFA, untuk level klub kapan klub Indonesia bisa berbicara banyak di Piala Champion Asia. 

Jangankan juara Asia bahkan juara kompetisi kita  tidak otomatis langsung masuk ke kompetisi Piala Champions Asia, tetapi mengikuti kualifikasi sesame negara Asia Tenggara karena level kompetisi Indonesia masih dipandang kelas bawah dibandingkan dengan negara Asia lainnya. 

Sehingga juaranya dianggap belum layak langsung berhadapan dengan para Juara di liga negara - negara yang maju sepak bola.

Kita juga bisa berkaca dan melihat para punggawa punggawa Timnas kelompok umur tahun-tahun sebelumnya mau dibilang era Indra Safri atau Facri Husaini hanya beberapa gelintir yang mampu untuk terus bersaing level klub untuk menjadi pilihan utama.

Apalagi untuk menembus skuad Tim Nasional Senior, lebih sedikit lagi. Tentunya melihat fakta yang ada kita bisa menganalisa bahwa ada sesuatu yang kurang tepat terhadap pembinaan para pemain pemain muda ini saat dan selepas berkiprah di timnas kelompok umur.

Idealnya yang menjadi punggawa pada timnas bagi senior maupun kelompok umur adalah mereka-mereka yang terbaik di posisinya diambil secara jujur dari kompetisi yang ada. 

Tetapi masalahnya bagaimana mau menganalisa kalau kompetisi kelompok umurnya tidak ada. Pada akhirnya yang terpilih adalah melalui "jalan pintas" mereka yang dikenal dekat atau mendapatkan rekomendasi dari orang orang dekat juga atau diambil dari mayoritas klub yang ada akademinya. 

Hal ini seperti yang dilami persija saat pagelaran U-19 lalu dimana 6 pemainya dipanggil Timnas. Padahal sebenarnya diluar sana  masih banyak pemian yang mungkin lebih baik lagi.

Untuk kelompok umur pola timnasnya adalah pola pelatnas jangka panjang dengan melaksanakan Training Camp yang kadang memakan waktu 3-6 bulan. 

Hal ini dilaksanakan dengan dalih untuk memupuk kebersamaan, pemahaman taktik, menyamakan visi dll. Tidak ada yang salah dengan pola pelatnas jangka panjang ini untuk meningkatkan prestasi mereka. 

Sama seperti kita bermain dengan temen-teman yang berkumpul dalam waktu lama tentunya akan terbiasa lebih kompak. 

Namun, pada hakekatnya hal ini bertentangan dengan apa yang nanti mereka hadapi setelah menginjak dunia professional (Senior). Yang ada adalah bahwa mereka  akan lama bermain di level klub dan akan sebentar bermain di Timnas Senior. 

Mungkin ini salah satunya yang membuat pemain kita kurang dapat berprestasi yakni masalah adaptasi.

Timnas di negara-negara yang telah maju sepak bolanya dapat kita lihat pola pelatnasnya adalah jangka pendek, paling lama 1 minggu berkumpul sebelum pertandingan resmi ( kecuali sistem turnamet seperti Piala Dunia), selebihnya adalah pelatnas jangka pendek. 

Pemain dituntut untuk cepat beradaptasi dari klub ke timnas. Para pemain yang dipanggil ke Timnas senior adalah pemain yang "sudah jadi" dilevel klub. 

Bukan lagi pemain yang dianggap potensial atau pemain yang dicoba coba, tetapi pemain yang memang sudah siap tempur. Fungsi pelatih nasional adalah meramu pemain pemain terbaik yang diambil di klub untuk menjalankan strategi yang ada.  

Jadi tidak ada lagi hal yang sering dikeluhkan para pelatih timnas bahwa fisik pemain kita harus dibenahi. Bahkan sampai kadang teknik dasar menendang dan mengoper masih harus di ulang. Yang sebenarnya hal-hal tersebut harusnya selesai di level klub.

Prestasi sepak bola kelompok umur sebaiknya bukan difokuskan kepada prestasi meraih juara semata . Tetapi lebih ditekankan kepada proses pembentukan karakter, kecepatan berdaptasi, belajar mendapatkan tekanan. 

Sebagai bekal mereka kedepannya. Mereka sebaiknya jangan dituntut terlalu besar untuk meraih juara. Jadikan ajang turnamen kelompok umur sebagai etalase mereka untuk memamerkan skill mereka kepada para pencari bakat.

Harus diingatkan bahwa target sebagai seorang pesepak bola adalah yang paling mendasar adalah menjadi pilihan utama setiap minggunya di level klub, kemudian terpilih menjadi pemain Nasional dan pada akhirnya bisa berprestasi tinggi bersama Tim Nasional senior. 

Hal ini pernah disinggung oleh pelatih kepala Persija saat ini yakni Thomas Doll ketika dia sedikit keheranan yang mana kejuaraan kelompok umur lebih penting daripada level klub di level senior. 

Jadi, seharusnya bermain di tim pertama klub lebih bergengsi daripada pilihan di timnas kelompok umur. 

Mungkin Thomas Doll harus diingatkan bahwa inilah sepak bola Indonesia dimana pertandingan yang bertajuk funfootball pun bisa membuat pemain cidera karena begitu seriusnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun