Keberhasilan Tim Nasional (Timnas) U -16 menjuarai turnamen AFF U-16 baru -- baru ini layak kita apresiasii.Â
Di tengah dahaga prestasi Timnas senior yang tak kunjung meraih tropi, keberhasilan para remaja ini seolah memberikan sedikit kegembiraan para pencinta sepak bola di Indonesia.
Namun keberhasilan para remaja ini harus dipahami bukanlah cermin sesungguhnya dari prestasi sepak bola Indonesia.Â
Jujur saja bahkan bisa dibilang keberhasilan ini tidak akan berdampak banyak untuk prestasi sepak bola Indonesia, kalau sistem pelatnas dan pembinaanya masih seperti ini.
Bicara prestasi sepak bola suatu negara parameternya jelas yakni 2 hal, yaitu ; Prestasi yang dicapai oleh Tim Nasional Senior serta sejauh mana klub yang ada ikut serta dalam kompetisi resmi yang digelar oleh badan yang berafiliansi kepada FIFA.
Untuk Timnas Senior pertanyaannya adalah kapan Indonesia bisa ke Piala Dunia dan kapan Indonesia masuk dalam 100 besar rangking FIFA, untuk level klub kapan klub Indonesia bisa berbicara banyak di Piala Champion Asia.Â
Jangankan juara Asia bahkan juara kompetisi kita  tidak otomatis langsung masuk ke kompetisi Piala Champions Asia, tetapi mengikuti kualifikasi sesame negara Asia Tenggara karena level kompetisi Indonesia masih dipandang kelas bawah dibandingkan dengan negara Asia lainnya.Â
Sehingga juaranya dianggap belum layak langsung berhadapan dengan para Juara di liga negara - negara yang maju sepak bola.
Kita juga bisa berkaca dan melihat para punggawa punggawa Timnas kelompok umur tahun-tahun sebelumnya mau dibilang era Indra Safri atau Facri Husaini hanya beberapa gelintir yang mampu untuk terus bersaing level klub untuk menjadi pilihan utama.
Apalagi untuk menembus skuad Tim Nasional Senior, lebih sedikit lagi. Tentunya melihat fakta yang ada kita bisa menganalisa bahwa ada sesuatu yang kurang tepat terhadap pembinaan para pemain pemain muda ini saat dan selepas berkiprah di timnas kelompok umur.