Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Senior: STY Belum Dapat Formasi yang Pas

4 Juni 2022   00:38 Diperbarui: 4 Juni 2022   00:40 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Babak kualifikasi sepakbola  Piala Asia 2023 sudah di depan mata, Tim Nasional ( Timnas) senior harus berjibaku meraih tiket guna lolos dari persaingan di grup A yang di dalamnya juga terdapat : Kuwait ( tuan rumah), Yordania dan Nepal.

Lolos Kualifikasi Piala Asia 2023 adalah target kesekian dari Shin Tae-yong (STY). Di dua event sebelumnya yakni Piala AFF dan Sea Games STY gagal mencapai target yg dicanangkan oleh PSSI. Bukan pekerjaan mudah bagi STY untuk lolos kualifikasi ini. Bahkan boleh dibilang target yang ini lebih berat untuk di capai.

Kalau dua ajang sebelumnya kekuatannya masih berkutat di Asia Tenggara maka saat ini lawan yg dihadapi adalah negara negara Asia Barat ( Timur Tengah) yg secara tradisi lebih diunggulkan dari negara kita. Apalagi Kuwait yg menjadi tuan rumah. Sebagai catatan hanya juara grup yang lolos langsung, peringkat kedua yg lolos ditentukan dengan runner up terbaik di bandingkan dengan grup lainnya.

Penulis melihat sampai dengan pertandingan terakhir ( uji coba dengan Bangladesh), nampaknya STY masih belum menemukan formasi yg pas untuk timnas, terutama di lini tengah dan depan. Memang kalau mau dibahas banyak faktor yg mempengaruhi pemilihan pemain dan taktik yg digunakan.

Mengusung format sepakbola modern yakni  4-3-3 dengan segala variasinya,   untuk posisi penjaga gawang dan lini belakang nampaknya STY sedikit banyak sudah punya andalan ditiap posisi.  Penjaga gawang nampaknya akan dipercayakan kepada Nadeo, untuk bek dari 4 posisi, 3 posisi sudah ada yg menempati : Asnawi ( kanan), Fachruddin ( tengah), Pratama Arhan (kiri), STY tinggal mencari pendamping untuk Fachrudin sesuai dengan taktik dan lawan yg dihadapi, Bisa Rizki Ridho, Elkan Baggot, atau mengeser Dewangga ke tengah.

Yang perlu menjadi perhatian adalah mulai lini tengah keatas. Dengan absennya Evan Dimas ( dikabarkan masih cidera) tentunya pekerjaan rumah STY bertambah banyak. 3 pemain di lini tengah di era STY  belum ada yg benar benar pakem di posisinya.

Melihat dua pelatih sebelumnya Indra Sjafri ( IS) dan Luis Milla ( LM) , mereka berdua pada akhirnya menemukan keseimbangan di lini tengah dengan pemain pilihannya. IS memilih Hargianto, Evan Dimas dan Paolo Sitanggang. LM memilih Zulfiandi, Evan Dimas dan Stefano Lilipaly. Dari dua pelatih tersebut suka tidak suka kita lihat peran Evan Dimas tak tergantikan.

STY pada Sea Games lalu tidak memanggil Evan Dimas, Mark Klok diplot sebagai "playmaker" mengantikan Evan. Bagaimana hasilnya? Biasa saja.. kalau tidak dibilang kurang memuaskan, bahkan kalau bukan penyelamatan heriok dari penjaga gawang kita. Mark Klok bisa menjadi kambing hitam kalau kita kalah lawan Timor Leste. Kesalahan elementer dalam bertahan yg seharusnya tidak dilakukan pemain sekelas timnas. Klok ditemani Rachmat Irianto dan Rick Kambuaya, ini adalah formasi terbaik dari STY di lini tengah. Formasi ini memang tidak baku, tetapi bisa diganti dengan Marselino Ferdinand atau Abimanyu.

Di Sea Games terlihat jelas. Pemain tengah kita seperti tidak ada "Jendral" pengatur serangan, kapan maju, kapan mundur, kapan menahan bola tidak terlihat. Dilini tengah jarang sekali terlihat pemain yang bisa menahan bola agak lama.

Mungkin di saat latihan hal ini sudah di antisipasi oleh STY. Tetapi pada saat dilapangan sesungguhnya berbeda sekali. Lini tengah kita tidak bisa mengkreasikan serangan dan nyaris bermain tanpa pola. Terlihat jelas saat kalah telak dari Vietnam. Lini tengah kita kalah segala galanya. Passing buruk, bawa bola lepas, duel kalah dan beberapa kesalahan elementer terjadi. Dan ini lebih kepada persoalan psikis. Bukan lagi teknik. Ibarat belum tanding sudah kalah.

Berkaca dari hasil Sea Games, untuk kualifikasi Piala Asia, STY tentu banyak masukan dan pertimbangan. Evan Dimas dipanggil lagi. Walaupun pada akhirnya tidak terpilih karena cedera. Yang menjadi kejutan tentunya dipanggilnya Stefano Lilipaly. 

Pemain tengah yang syarat pengalaman tetapi tidak muda lagi. Ada dua hal menarik dengan dipanggilnya Stefano. Yang pertama membuktikan bahwa STY belum sepenuhnya percaya dengan talenta lokal yg ada. Oke bahwa Stefano sudah lama dinaturalisasi. Coba bayangkan kalau Jordi Amat dan Sandy Wals ikut, pastinya lini tengah kita penuh pemain naturalisasi. 

Kedua STY seperti menelan ludah sendiri yang pada awalnya ingin membentuk pondasi sepakbola Indonesia dengan mengandalkan pemain pemain muda, seperti yang STY lakukan pada gelaran AFF lalu yg mayoritas pemain muda. Untuk diketahui Stefano sudah berumur (32 tahun).

Pada akhirnya penulis melihat Mark, Stefano ditambah Rachmat Irianto / Ricky Kambuaya mungkin formasi yang akan menjadi  pakem bagi STY di lini tengah.
Tiga pemain depan timnas mempunyai pekerjaan rumah yang sama yakni mencetak gol. Terutama untuk yang diposisi target man. Sampai saat ini timnas masih mencari sosok striker sejati yang bisa jadi pencetak gol. 

Kelemahan di sektor target man sangat terasa, sampai- sampai STY harus menyertakan Ronaldo Kwateh di Sea Games kemaren. Intinya bahwa Indonesia krisis striker murni. Dipanggil kembalinya Dimas Drajat memunculkan harapan di sektor ini.

Dengan absennya Egy karena masih cidera, maka Witan, Saddil serta Irfan Jaya menjadi pemain yg diharapkan bisa memberikan sumbangsih lebih. Dengan masuknya Stefano ke dalam skuad, tidak tertutup kemungkinan STY memakai taktik false nine, meniadakan striker murni, tetapi memperbanyak gelandang serang dan striker sayap.

STY harus benar benar cermat dalam memilih dan menerapkan taktik. Terutama dipertandingan pertama, menghadapi tuan rumah Kuwait. Tidak usah muluk - muluk. Mendapatkan hasil seri adalah pencapaian yg luar biasa. Antisipasi bola atas juga harus diperhatikan. Dan yg paling penting adalah jangan membuat pelanggaran tidak penting di area pertahanan. Karena fakta berbicara kita kalah sama service bola mati lewat sundulan.

Perkiraan pemain di pertandingan pertama melawan Kuwait ( Analisa penulis) : Nadeo - Asnawi - Fachruddin - Elkan -Arhan - Irianto - Klok - Kambuaya - Stefano - Saddil - Dimas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun