Menambah dan memaksimalkan keberadaan peran sekolah-sekolah olahraga yang ada mutlak diperlukan. Kita mungkin tau bahwa ada SKO (Sekolah Khusus Olahraga) Ragunan. Tapi di tempat lain ada PPLP (Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar) yang mungkin sebagian besar dari kita, tidak tau ada di daerah mana saja.
Namun bagaimana cara masuknya, mendaftarnya, seleksi dan lain sebagainya seperti kurang sosialisasi. Pemerintah harusnya banyak mendirikan sekolah-sekolah olahraga atau pusat olahraga seperti ini dan berjenjang untuk anak-anak seusia dari SMP dan SMA. Ada baiknya di setiap provinsi didirikan sekolah-sekolah olahraga tersebut. Bila perlu di setiap kabupaten. Sehingga mereka tetap bisa deka
Dengan kurikulum dan pendekatan sains terbaru serta tenaga pendidik yang sama kualitasnya di seluruh Indonesia. Maka paling tidak anak dan remaja kita yang punya bakat dan minat di olahraga, dapat menyalurkan prestasinya ke sana. Kalau mau tahu atlet yang lulusan antra lain Egy Maulana Vikri, Apriyani, dan masih banyak lainnya.
Perbanyak kejuaraan kelompok umur
Pemerintah bisa bekerja sama dengan pengurus besar olahraga yang ada, serta tentunya pihak swasta. Memperbanyak event-event kejuaraan kelompok umur. Event-event itu harus dibuat rutin dan berjenjang.
Dalam hal ini jangan juga buat event hanya sporadis saja, apalagi mengadakan event yang beragenda politik di belakangnya. Buatlah event atau kerja sama dengan sponsor minimal 2-3 tahun masa penyelenggaraan sehingga terjadi kesinambungan. Bisa juga dibuat event yang berlangsung di beberapa kota sekaligus sehingga, bisa membuat semarak dunia olahraga Indonesia.
Dalam event-event beginilah para pencari bakat dari klub-klub yang ada dapat melihat potensi yang ada. Kesempatan dalam mencari bibit unggul dapat dilihat. Sama seperti di luar negeri khususnya di sepak bola, setiap ada event-event kejuaraan besar kelompok umur maka mata pencari bakat dari klub-klub sepak bola berlomba-lomba mencari bibit-bibit terbaik.
Untuk mengadakan event yang baik tentunya butuh dana tidak sedikit, di sinilah pera pemerintah mendekati perusahaan besar. BUMN bila perlu dilibatkan. Kalau tidak sanggup menjadi bapak asuh, tetapi cukuplah mengelar event-event tahunan yang rutin.
Banyak hal sebenarnya yang dapat dilakukan negara/pemerintah guna mencari bibit-bibit muda yang berbakat. Karena pemerintah punya akses dari tertinggi sampai terendah. Keberadaan- keberadaan pihak-pihak swasta yang selama ini membantu pengembangan olahraga nasional apapun juga harus diapresiasi tinggi. Istilahnya jangan habis manis sepah dibuang. Percayalah para pengusaha ini sebagian besar mau "membuang" uang karena kecintaan mereka akan olahraga.
Yang jadi pertanyaan besarnya adalah? Maukah dan Mampukah negara?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H