Mohon tunggu...
Mohammad Nurul Hajar
Mohammad Nurul Hajar Mohon Tunggu... Administrasi - Untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan

Membantu Guru Bekerja Lebih Baik dalam Pekerjaannya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perahu Jollor

1 Februari 2024   10:06 Diperbarui: 1 Februari 2024   10:19 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perahu jollor sudah mulai bergerak. Pertama hanya menggunakan satu mesin. Tidak lama kemudian, mesin yang kedua, juga digunakan. Perahu melaju dengan cepat. Tetapi tidak secepat speedboat.

Percikan air sudah mulai membasai wajah saya. Oleh karena itu, Pak Suhairi yang semula ada di depan, ia merangkak pindah ke belakang saya. Saya tahu ia bermaksud menghindar dari percikan air ketika roda perahu menghantam ombah kecil.

"Awas Pak Hajar..."

Pak Suhairi mengingatka saya ketika percikan air laut akan membasahi muka dan tubuh saya.

"Siap..."

Begitu yang dilakukan Pak Suhairi di belakang saya. Setiap percikan datang, ia berteriak. Tentu setiap ada percikan air laut saya yang lebih banyak kenak dibandingkan Pak Suhairi. Tepatnya ia aman. Karena saya di depan dan Pak Suhairi bersembunyi di belakang saya.

Sementara itu, ustad Said dan juru kemudi, Pak Samsul, tertawa melihat tingkah laku kami.

Entah berapa kali Pak Suhairi berteriak. Dan saya bilang siap. Saya tidak menghitungnya. Dilupakan, karena setiap hempasan air laut itu ke wajah saya, saya sertai dengan tertawa lepas.

Untungnya waktu balik dari Sakala ke Kangean ke pelabuhan Kayuaru tidak berlawanan dengan ombak. Sehingga perjalanan balik selama 5,5 jam aman. Namun tidak aman dalam hal yang lain.

"Pak, kita mampir ke pulau di depan itu, ya. Saya ada keperluan," pinta Pak Suhairi kepada juru kemudi.

"Tidak bisa Pak. Itu jauh. Kalau ada perlu di belakang sini, aman tidak ada yang akan melihat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun