Mohon tunggu...
Gysella Ayu Wanditha
Gysella Ayu Wanditha Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010162

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG Universitas Mercu Buana Meruya Prodi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ranggawarsita Tiga Era, Kalasuba, Kalatidha, Kalabendhu, dan Fenomena Korupsi di Indonesia

31 Oktober 2024   20:35 Diperbarui: 31 Oktober 2024   20:35 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PPT Modul Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si

Apa yang dimaksud era Kalasuba, Kalatidha, dan Kalabendhu?

Dalam karyanya yang bertajuk "Serat Kalatidha", Ranggawarsita menyinggung tentang "zaman edan" atau "zaman gila". Dalam pandangan Ranggawarsita, istilah zaman edan digunakan untuk menggambarkan masa ketika moralitas dan nilai-nilai luhur masyarakat mengalami kemerosotan/degresi. Ia menggambarkan zaman edan sebagai masa penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakadilan. Dalam karyanya "Serat Kalitidha", Ranggawarsita juga membagi periode zaman berdasarkan sifatnya menjadi beberapa bagian. Ranggawarsita kemudian membuat periodesasi dengan istilahnya sendiri yakni kalatidha, kalasuba, kalabendhu yang digolongkan berdasarkan keadaan maupun suasana pada zaman tersebut. Ketiga periode waktu ini bukanlah bersifat kronologis, melainkan menggambarkan siklus perubahan zaman yang bersifat berulang dan mencerminkan kondisi moral, sosial, dan spiritual masyarakat.

1. Era Kalatidha

Era kalatidha atau zaman keraguan tercantum dalam karyanya yang paling terkenal, yaitu Serat Kalatidha. Meskipun ungkapan kalatidha ini sudah ada sebelum Raanggawarsita menulis Serat Kalatidha. Ungkapan ini telah ada dalam Serat Centhini Jilid IV, dimana kata-kata yang digunakan di dalamnya tak berbeda jauh dengan kata-kata yang digunakan oleh Ranggawarsita dalam salah satu bait Serat Kalatidha. Namun Ranggawarsita memberikan tambahan beberapa bait syair yang sesuai dengan perasaan hatinya.

Ranggawarsita dalam karyanya, menggambarkan era kalitidha sebagai keadaan dimana manusia dihadapkan pada pilihan yang merepotkan. Pada zaman ini, kondisi negara sedang terpuruk karena tidak ada lagi yang dapat dijadikan teladan dan banyak orang-orang yang mulai meninggalkan norma maupun nilai-nilai luhur kehidupan. Orang-orang bijak terbawa arus zaman yang penuh keragu-raguan. Hal ini tertuang dalam gubahan Raanggawarsita dalam Serat Kalatidha yang berbentuk tembang macapat.

Mangkya darajating praja, kawuryan wus sunyaturi

Rurah pahrehing ukara, karana tanpa palupi

Atilar silastuti, sujana sarjana kelu

Kalulun kalatidha, tidhem tandhaning dumadi

Ardayengrat dene karoban rubeda

Yang apabila diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai berikut

Beginilah keadaan negara, yang kian tak menentu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun