Aristoteles menekankan bahwa tindakan baik harus dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan prinsip jalan tengah (golden mean), yaitu tidak berlebihan atau kekurangan, tetapi dalam keseimbangan yang tepat.
Contoh: Jika seseorang ingin menjadi dermawan, dia harus mulai melakukan tindakan dermawan, seperti memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan, tetapi tanpa bersikap boros atau berlebihan.
4. Habit
Aristoteles menganggap habit (hexis), atau kebiasaan, sebagai komponen penting untuk menciptakan kebajikan. Dia berpendapat bahwa kebajikan tidak datang secara bawaan, tetapi berkembang melalui kebiasaan. Dengan melakukan hal-hal baik berulang kali, hal-hal baik akan menjadi kebiasaan, dan kebajikan akan menjadi sifat alami seseorang.
Aristoteles berpendapat bahwa kebiasaanlah yang membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu, untuk menjadi manusia yang baik, seseorang harus selalu melakukan tindakan baik hingga menjadi kebiasaan.
Contoh: Seseorang yang ingin menjadi sabar harus secara terus-menerus berlatih bersikap tenang dan tidak terburu-buru dalam berbagai situasi. Setelah dilakukan berulang kali, kesabaran ini akan menjadi kebiasaan dan menjadi bagian dari karakter individu tersebut.
Mengapa gaya kepemimpinan menurut Aristoteles masih relevan apabila diterapkan dalam konteks modern atau saat ini?