Mohon tunggu...
Gylda Nampasnea
Gylda Nampasnea Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teologi Feminisme Sebuah Rujukan bagi Gerakan Emansipasi Wanita Masa Kini

23 November 2018   19:56 Diperbarui: 24 November 2018   14:42 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemikiran para reformator kemudian diteruskan dalam tradisi Puritan New England, dimana laki-laki dan perempuan mendapatkan pendidikan yang sama. Kelompok Methodist dan Quaker mengizinkan perempuan untuk mengajar, berkhotbah dan memegang jabatan gereja. Selanjutnya Gerakan Pencerahan memberikan pintu bagi lahirnya teologi Feminis dimana kaum perempuan tidak hanya diberikan hak individu saja, tetapi juga dalam komunitas.

     Tema Khas Teologi Feminisme

  • .Teologi tradisional bersifat patriakhat.
  • Teologi tradisional sudah menolak dan menyindir perempuan dan mengabaikan pengalaman perempuan.
  • Naluri teologi yang patriakhat itu menyebabkan akibat yang merusak bagi kaum perempuan.
  • Para Feminis harus menjadi teolog, agar ada acara pandang baru dalam berteologi.

Dari tema-tema yang telah dikemukakan, hal yang menarik di sini bahwa idealisme kaum feminis adalah bagaimana mengganti nama Allah demi kepentingan liturgi baru di dalam gereja, namun dalam perkembangannya mereka juga menulis ulang cerita-cerita Alkitab serta merumuskan ulang doa-doa yang patriakhal. Kaum feminis melihat bahwa Allah tidak selalu dianggap sebagai "Bapa" karena Allah juga digambarkan seperti perempuan yang melahirkan (Yes 42:14), sebagai ibu yang merawat ( Yes 49:15), sebagai bidan (Maz 22:10), sebagai ibu yang dilupakan Israel (Bil 11:12, Ayb 38:8, Hos 18:8, Mat 13:33 dst. Dengan beberapa kutipan ayat Alkitab tersebut, teolog feminisme merasa berhak mengganti istilah Allah Bapa dengan Allah "Ibu".fe

            Berbagai Macam Feminisme

  • Feminisme Politis sebagai Suatu Gerakan

  Gerakan ini mendorong perempuan     untuk berjuang bersama sebagai suatu kesatuan dengan menaruh isu pada pekerjaan, pendidikan, dan politik.

  • Feminisme Liberal

   Ibu dari gerakan feminisme liberal, Betty Friedan menentang pemikiran dan institusi atau   lembaga yang mendorong bahwa perempuan Amerika seharusnya menjadi ibu rumah tangga sekalipun dengan cara mengorbankan aktualisasi diri mereka. Ia berjuang untuk merancang kesetaraan hak dan kesempatan kerja yang sama.

  • Feminisme Sosialist-Marxist

kelompok ini melihat sistem kelas menjadi pemicu penindasan terhadap perempuan. Dalam pemikiran paham ini, ras dan status tidak lagi menjadi penentu identitas seseorang.

  • Feminisme Radikal

Feminisme radikal menganggap bahwa semua laki-laki adalah penjajah dan karena itu semua laki-laki harus dikeluarkan dari organisasi mereka, karena memperlakukan perempuan sebagai objek seksual, laki-laki sebagai kelompok yang menguasai perempuan.

  • Feminisme Injili

Secara historis kelompok ini mengikuti kelompok Quaker Inggris dengan mengawinkan hak-hak perempuan dengan kekristenan yang Alkitabiah. Mereka juga mengakui perbedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan Galatia 3:28.

     Pemikiran Teologis Teologi Feminisme

Gerakan Feminisme dapat dibagi dalam tiga garis utama yaitu: Liberal, Radikal, dan Injili.  Kaum feminis memandang Kitab Suci sebagai subjek perubahan dengan melihat teks-teks yang terdistorsi oleh paradigma patriakhal. Di sini para Feminis memfokuskan perhatian mereka pada teks mengenai karakter perempuan dan menggali fungsi mereka terlepas dari asumsi patriakhal. Dalam konteks ini mereka berusaha merubah cara pandang tradisional mengenai inspirasi/pewahyuan, di mana hanya sebagian saja Firman Allah diinspirasikan dan sebagian adalah bersifat bias dari sudut pandang laki-laki, dengan demikian mereka juga menolak kanon Alkitab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun