Mohon tunggu...
Salman M. Muhammad Reza Z.
Salman M. Muhammad Reza Z. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Public Administration at Universitas Lampung

Kami merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Lampung.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Segaris Goresan Sejarah: Muhammad Al-Fatih & Kepemimpinan

20 April 2024   13:41 Diperbarui: 20 April 2024   14:07 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan seorang Muhammad Al-Fatih dalam menaklukkan Konstantinopel merupakan hasil yang didapatkan dari bagaimana caranya beliau dibentuk. Sebab sebagai seorang pemimpin ada beberapa karakter kepemimpinan yang mesti dilihat, salah satunya adalah sifat. Karena sifat adalah salah satu modal penting dalam membentuk karakteristik diri seseorang. Dalam konteks Sultan Muhammad Al-Fatih, terdapat peran orang tua dan guru-guru yang mempunyai andil besar dalam menjadikan Muhammad Al-Fatih sebagai seorang yang mampu dan mempunyai kapabilitas sebagai seorang pemimpin. Sedari Muhammad Al-Fatih kecil, beliau sangat tekun mempelajari ilmu agama dari berbagai ulama, seperti Syaikh Ahmad bin Ismail AL-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsuddin yang megajarkan berbagai disiplin ilmu kepada Al-Fatih sehingga ia memiliki kemampuan di bidang ilmu pengetahuan dan wawasan sekaligus kemampuan fisik dalam seni berperang. Selain peran guru-gurunya yang sangat luar biasa, keberhasilan Al-fatih sebagai pemimpin juga dilatarbelakangi oleh dorongan dan dukungan yang kuat dari lingkungannya, sehingga memotivasi Al-Fatih dalam mencari cara untuk menaklukkan Konstantinopel dengan strategi yang berbeda dari pendahulunya.

Berdasar dari riwayat Muhammad Al-Fatih sebagai seorang pemimpin yang hebat sehingga dapat menaklukkan Konstantinopel, Kita dapat melihatnya dalam kacamata kepemimpinan. Dalam teori kepemimpinan, terdapat kajian yang memabah mengenai pertanyaan dari mana seorang pemimpin itu muncul. Seperti teori genetis yang menyebutkan pemimpin itu dilahirkan dengan bakat alami. Teori sosial yang menyebutkan pemimpin itu melewati proses pembentukan, dan teori ekologis yang menyebutkan bahwa seseorang sukses menjadi pemimpin karena bakat yang ia punya dan bakat tersebut perlu dikembangkan. Kondisi Al-Fatih merupakan kondisi yang unik, karena berdasarkan berbagai rujukan yang beredar kemunculan Al-Fatih dapat dibenarkan dengan teori-teori yang ada. Muhammad Al-Fatih dapat ditinjau menggunakan teori genetis, karena potensi bawaan yang ia dapatkan sejak lahir. Karena jika melihat riwayat hidupnya, Al-Fatih menjadi pemimpin yang menggantikan ayahnya kala itu adalah Al-Fatih yang masih belia dan sanggup dalam mengemban posisi menjadi sultan pada saat itu. Muhammad Al-Fatih dapat ditinjau menggunakan teori sosial, karena seperti yang sebelumnya dijelaskan bahwa keberhasilan Al-Fatih salah satunya adalah karena terdapat guru-guru yang hebat dalam mendidik, menyiapkan, dan membentuk Al-Fatih supaya menjai pemimpin yang matang. Muhammad Al-Fatih  juga dapat ditinjau menggunakan teori ekologis, teori ini menekankan interaksi dalam diri (faktor internal) dan tuntungan lingkungan  (eksternal). Selama sejarah Utsmani, Konstantinopel menjadi kota tangguh yang belum pernah dijatuhkan selama ribuan tahun lamanya. Al-Fatih lahir dai keluarga kerajaan Ustmani, ia menerima pendidikan dan sejak kecil sudah berdekatan dengan dunia kepemimpinan. Di sisi lain memnag ada hadist yang menguatkan mengapa Al-Fatih mesti disiapkan untuk menjadi pemimpin. Kemampuan intelektual dan fisik yang Al-Fatih punya yang dipadukan degan didikan yang ia terima sejak kecil menjadikannya seoarng Muhammad Al-Fatih yang kita kenal sekarang.

Dari segi  kepemimpinannya, Muhammad Al-Fatih masuk ke dalam pemimpin dengan tipe kepemimpinan Karismatik.  Melihat bagaimana Al-Fatih menjadi seorang pemimpin, Al-Fatih dikenal memiiki perilaku menonjol dari orang atau pemimpin pada umumnya dan memiliki kewibawaan alami. Salah satu contohnya adalah ketika ditengah perang Konstantinopel yang penuh dengan pasukan dari Byzantium, Muhammad Al-Fatih melakukan tindakan yang unik dan belum pernah dilakukan sebelumnya, yaitu memerintahkan agar memindahkan kapal dengan menaiki bukit. Hal-hal seperti karakteristik dan kecakapan Al-Fatih sebagai pemimpin menjadikannya pemimpin yang dipatuhi dan dihormati para pengikutnya.

Sumber atau Rujukan

Jurnal: 

Jamsari, E. A., Isa, A. D. M., & Ashari, M. Z. A. H. (2014). Sultan Muhammad al-Fatih: Ottoman's great strategic planner. Middle-East Journal of Scientific Research, 20(12), 2158-2163.

Mulyadi, Z. (2021). STUDI KEPEMIMPINAN MUHAMMAD AL-FATIH DALAM BUKU MUHAMMAD AL-FATIH SANG PENAKLUK KONSTANTINOPEL KARYA JOHN FREELY. J-MD: Jurnal Manajemen Dakwah, 2(2), 53-64.

Rahmatullah, M. A. (2022). Jejak Kepemimpinan Muhammad Al-Fatih. DESANTA (Indonesian of Interdisciplinary Journal), 2(2), 261-269.

Media lain:

Val. A. (2024, 05 April), Sultan Muhammad AL-Fatih, Penakluk Konstatinopel! [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=Vg8LNxdybxw&ab_channel=AurelVal (diakses pada tanggal 17 April 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun