Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memang Boleh, Biarawan MSC "Excuse" pada Kaul Ketaatan?

15 Desember 2023   08:29 Diperbarui: 15 Desember 2023   08:33 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Biarawan MSC, baik itu pastor, bruder, maupun frater (skolastik) perlu mengindahkan kaul ketaatan sebagai penopang dalam hidupnya yang adalah religius. Secara kontekstual dalam rumah formasi Biara Hati Kudus Skolastikat MSC Pineleng, semangat ketaatan dalam cinta persaudaraan perlu dikembangkan dalam diri setiap formandi (para frater skolastik). Usaha untuk menghidupi kaul ketaatan telah ditempatkan dalam konteks pembinaan di rumah formasi Skolastikat. Contoh konkretnya tertampak dalam tema dan arah formasi tahun ini yaitu: "Menjadi Misionaris yang Menghidupi sukacita Injil: Integritas dan Ketaatan yang Membebaskan." Melalui tema dan arah formasi ini, para frater skolastik, diharapkan untuk dengan rendah hati menerima setiap tugas perutusan yang diberikan dalam semangat ketaatan yang membebaskan. Kita secara bebas memberikan diri untuk dibentuk dan diarahkan oleh para formator di dalam rumah formasi Skolastikat.

Semua frater skolastik dan para formator, sesungguhnya dipanggil untuk mampu menghayati dan menghidupi semangat kaul ketaatan dalam cinta persaudaraan. Teristimewa, para frater skolastik, harusnya dituntut "lebih" untuk mampu taat dalam tugas perutusan. Tugas perutusan dan misi seorang skolastik ialah studi. Maka, fokus misi harus tetap terarah dan selesai sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh Tarekat MSC bagi para calon imamnya.

Para frater skolastik, tanpa terkecuali, diharapkan mampu menghidupi kaul-kaulnya. Mereka tidak harus menunggu sampai nanti ditahbiskan menjadi imam, baru mulai menghidupi kaul-kaul kebiaraannya dengan baik. Karena justru di rumah formasi Skolastikat, mereka perlu memperhatikan hal ini dengan serius. Agar nantinya, tidak terkejut ketika diberikan tugas perutusan. Jangan sampai timbul pertanyaan-pertanyaan demikian, "mengapa saya diutus ke sana?" atau "mengapa harus saya yang diutus?" Melainkan mereka harus diarahkan dan dibentuk agar sampai pada kesadaran bahwa dengan rendah hati, saya siap untuk menerima tugas perutusan yang diberikan. Entah, tugas itu sesuai dengan hobby atau passion saya sebagai biarawan misionaris, saya akan menerima dan taat dengan tugas perutusan yang diberikan. Jika, saya menolak atau mengajukan litani pertanyaan, maka saya harus berefleksi lebih dalam, sebenarnya siapa saya dan apa yang saya lakukan di dalam Tarekat MSC, terlebih di rumah formasi Skolastikat ini. Jangan sampai saya hanya bermain-main dan tidak serius dengan panggilan untuk menjadi seorang Misionaris Hati Kudus Yesus, yang setia dan sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun