Mohon tunggu...
Agustinus Nicolaus Yokit
Agustinus Nicolaus Yokit Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Bukan seorang Pujangga dan Bukan seorang Filsuf

Menjadi prehensi positif bagi perkembangan orang lain... Masih belajar untuk Altruis... Sedang berjalan dalam pencarian pada Kebijaksanaan Sejati...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Inkarnasi Yesus Kristus: Bukti Kasih Allah

10 Oktober 2023   12:06 Diperbarui: 10 Oktober 2023   12:21 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ia yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama diatas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! (Flp 2:5-11).

Fakta Historis Biblis: Yesus Dikandung dari Roh Kudus dan Dilahirkan oleh Perawan Maria 

Pembuktian peristiwa inkarnasi, Sabda yang menjadi Manusia, yakni Yesus Kristus dan menegaskan bahwa Yesus lahir atau berasal dari Bapa, serentak memuat kenyataan bahwa kelahiran Yesus itu, merupakan peristiwa kelahiran yang mana Yesus dikandung dari Roh Kudus, dan dilahirkan oleh seorang perawan yang bernama Maria. Dalam hal pernyataan bahwa Yesus dikandung dari Roh Kudus, katekismus Gereja Katolik menerangkan:

Perutusan Roh Kudus selalu berhubungan dengan perutusan Putera dan diarahkan kepada-Nya (bdk. Yoh. 16:14-15). Roh Kudus diutus supaya menguduskan rahim perawan dan membuahinya secara ilahi; Ia "yang adalah Tuhan dan menghidupkan", menyebabkan bahwa perawan mengandung Putera abadi Bapa, yang menerima kodrat manusiawi dari Dia (KGK, no.485).

Dalam hal penegasan ...dilahirkan oleh Perawan Maria.

Katekismus Gereja Katolik menerangkan:

"Tuhan telah mengutus Putera-Nya" (Gal. 4:4). Tetapi supaya menyediakan "tubuh bagi-Nya" (Ibr. 10:5), menurut kehendak-Nya haruslah satu makhluk bekerjasama dalam kebebasan. Untuk tugas menjadi ibu Putera-Nya, Allah telah memilih sejak kekal seorang puteri Israel, seorang puteri Yahudi dari Nasaret di Galilea, seorang perawan, yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud: nama perawan itu Maria (Luk. 1:26-27) (KGK, no. 488).

Fakta historis ini mau menunjukkan bahwa ada kuasa ilahi dibalik kelahiran Yesus, pun serentak memiliki keterlibatan manusia (Maria) dalam menanggapi karya penyelamatan Allah. Tanpa adanya kesediaan dari seorang manusia untuk menanggapi karya Allah ini, maka rencana Allah ini mungkin tidak akan dapat direalisasikan. "Adapun Bapa yang penuh belas kasihan menghendaki, supaya penjelmaan Sabda didahului oleh persetujuan dari pihak dia, yang telah ditetapkan menjadi Bunda-Nya. Dengan demikian, seperti dulu wanita mendatangkan maut, sekarang pun wanitalah yang mendatangkan kehidupan" (LG 56). Kuasa ilahi (peranan Roh Kudus) yang menaungi perawan Maria, menjelaskan  bahwa keistimewaan Yesus sebagai Putera Allah, memang memperlihatkan bahwa Yesus benar-benar berasal dari Bapa, dan merupakan utusan dari Allah untuk melaksanakan tugas bagi keselamatan seluruh umat manusia dari cengkeraman dosa (Mikha 5:1; Yesaya 9:5; Matius 10:40; Markus 9:37; Lukas 10:16; Yohanes 1:1-4.14; 3:16-18; 4:34; 5: 23-24.30.36-37; 6:38; 7:16.28-29.33-34; 8:42.58; 9:4; 12: 44-45.49; 13:3.20; 14:6; 17:3.8.14-25; Roma 8:3; Galatia 4:4; Filipi 2:5-11; Kolose 1:15.17; Ibrani 5:5; 1 Yohanes 4:2-3.9-10.14-15; 5:1).

Pertalian antara peranan Roh Kudus dan peranan manusia yang menanggapi rencana Allah dalam diri Yesus, terwujud dalam kelahiran Yesus sendiri dari seorang perempuan yang telah mengandung, dan pada akhirnya melahirkan Yesus. Nubuat tentang kelahiran Yesus dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, telah terlihat jejaknya pada awal mula kejatuhan manusia dalam dosa, dan telah dinubuatkan bahwa dari keturunan perempuan akan lahir seorang pembebas (Kej. 3:15). Kitab-kitab dalam PL yang lainnya, telah menubuatkan bahwa akan muncul Raja Damai (Yes. 7:14; 9:5). Rencana Allah bagi keselamatan umat-Nya dari dosa memang sudah dipersiapkan oleh Allah, karena cinta-Nya yang besar bagi umat-Nya, sehingga Ia rela memberikan anak-Nya yang tunggal, untuk menjadi penebus bagi banyak orang. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, penekanan terhadap peristiwa inkarnasi, yang mana menunjuk kenyataan bahwa Yesus lahir dari seorang perempuan memang sangat jelas disampaikan baik dalam Injil, maupun pemberitaan dari para rasul (Matius 1:16-25; 2:11; 13:55; Lukas 1:31.35.42-43; 2:6-7; 1 Korintus 11:12; Galatia 4:4; Wahyu 12:5).

Kesimpulan

Fakta-fakta historis di atas mengarah pada suatu realitas bahwa misteri Inkarnasi Yesus Kristus sungguh-sungguh terjadi di tengah dunia. Tuhan Yesus Kristus rela meninggalkan keagungan-Nya di surga dan turun ke dunia untuk menjadi sama seperti manusia (kecuali dalam hal dosa). Ia menjadi manusia untuk menunjukkan betapa besar kasih Allah akan manusia. Ia juga menunjukkan jalan menuju keselamatan kekal yang diharapkan oleh Allah bagi manusia. Dengan demikian, uraian ini telah menunjukkan bagaimana paham Inkarnasi dalam Kitab Suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun