[Saya]: Yo wis, karepmu. Lha tapi kenapa kamu nggak pernah berkomentar?
[Kawan Mbecak]: Sama aja tho, komentar juga bisa dinilai ini itu oleh orang lain.
[Saya]: Okeee. Paling tidak ya kasih jempol (vote), kan bisa?
[Kawan Mbecak]: Lha… jempolpun sudah merupakan bentuk persetujuan, keberpihakan, seidak-tidaknya ketertarikan, yang artinya juga bisa dipersepsikan, di nilai, di judge.
Memang. Berkerumun di tengah hiruk-pikuknya media sosial sekarang ini, kemungkinannya cuma dua:
(1) Anda di nilai secara tidak proporsional, entah itu baik atau buruk, entah dipuji atau dicela.
(2) Anda diabaikan begitu saja
Silahkan dipilih.
Selamat berakhir pekan. Salam dari pulau Bali.
~Gusti Bob
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H