Sifat hierarkis dan bentuk piramidal itu nampak dalam susunan Pancasila, dimana sila pertama Pancasila mendasari dan menjiwai keempat sila lainnya, sila kedua didasari sila pertama dan mendasari serta menjiwai sila ketiga, keempat dan kelima, sila ketiga didasari dan dijiwai sila pertama dan kedua, serta mendasari dan menjiwai sila keempat dan kelima, sila keempat didasari dan dijiwai sila pertama, kedua dan ketiga, serta mendasari dan menjiwai sila kelima, sila kelima didasari dan dijiwai sila pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Dengan demikian susunan Pancasila memiliki sistem logis baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya. Manusia pada hakikatnya kedudukan dan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka sesuai dengan sila pertama Pancasila, epistemologi Pancasila juga mengakui kebenaran wahyu yang bersifat mutlak.Â
Hal ini sebagai tingkat kebenaran yang tinggi. Sebagai suatu paham epistemologi, maka Pancasila mendasarkan pada pandangannya bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya tidak bebas nilai karena harus diletakkan pada kerangka moralitas kodrat manusia serta moralitas religius dalam upaya untuk mendapatkan suatu tingkatan pengetahuan yang mutlak dalam hidup manusia.
3. Aspek Aksiologis
Cabang filsafat Aksiologis menyelidiki tentang nilai-nilai etika yang berhubungan dengan tingkah laku manusia, maupun berhubungan dengan estetika dan seni keindahan.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga merupakan suatu kesatuan.Â
Aksiologi Pancasila mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai Pancasila. Istilah aksiologi berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan logos yang artinya pikiran, ilmu atau teori.
 Aksiologi adalah teori nilai, yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai.Â
Etika hakikatnya membicarakan masalah yang berkaitan dengan nilai susila dan tidak susila, baik dan buruk. Etika berkaitan erat hubungannya dengan dasar filosofis dalam tingkah laku.Â
Etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa seseorang mengikuti suatu ajaran moral atau bagaimana seseorang harus mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakekatnya merupakan suatu nilai, sehingga menjadi sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hukum, moral maupun norma kenegaraan lainnya.Â