Tidak lama Kake langsung menutup telfonnya. Saat itu Anjani merasa kalo Kakek tidak suka jika dia memilih arsitektur. Lalu Anjani melanjutkan obrolannya dengan Ayah dan Bundanya.
" Apakah Ayah dan Bunda tidak mengijinkan aku juga seperti Kakek?"
"Sebenarnya Bunda juga menginginkan kalau kamu masuk kuliah dibidang kesehatan" kata Bunda.
"tapi itu tergantung pada kamu juga karena kamu yang menjalaninya nanti" lanjut Ayah.
" Baiklah akan aku pertimbangkan lagi" jelas Anjani.
Hari demi hari Anjani jalani dengan rasa yang sangat terbebabni. Ia terus memikirkan respon kakeknya pada malam itu. Namun Anjani tetap bertekad untuk masuk jurusan arsitektur. Ia terus memberi pemaham kepada Ayah dan Bundanya.
Semakin hari semakin banyak anggota keluarga yang mendesaknya untuk terus berganti jurusan tetapi hati kecil terus berkata bahwa jurusan arsitektur yang Anjani pilih memang berdasarkan minat dan bakatnya, prospek kerja kedepannya juga tidak kalah bagus dari jurusan kesehatan.
Sebenarnya kedua orang tuanya membebaskan Anjani untuk memilih pilihannya sendiri, namu yang masih menjadi beban adalah respon anggota keluarga lainnya.
"Ka jika memang itu keputusan kamu, lebih baik kamu laksanakan saja. Jangan dengarkan respon orang orang. Kamu hanya harus membuktikannya pada mereka semua." Ucap Bunda ku saat itu
Mendengar perkataan itu terlontar dari Bundanya. Akhirnya Anjani pun tidak menyerah dan langsung mendaftarkan diri ke universita dan jurusan pilihannya. Setelah mendaftarakan diri Anjani hanya tinggal menunggu hasilnya keluar selam 1 bulan lamanya.
Satu bulan telah berlalu....