Hari Raya Kuningan adalah Hari Raya merayakan wujud Sang Hyang Parama Wisesa atau leluhur dalam memuja dan memuliakan keagungan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Hari Raya Kuningan dirayakan Setiap sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan, pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, diperingati setiap 210 hari. Pada saat Hari Raya Kuningan, umat Hindu di Bali melaksanakan persembahyangan bersama dengan keluarga di merajan/ sanggah di setiap masing-masing rumah mereka.
Umat Hindu memuja Ida Shang Hyang Widhi Wasa serta para leluhur. Selain itu umat Hindu pada hari raya Kuningan biasanya memberikan persembahan yaitu sesajen atau ajengan berupa "Nasi Kuning" yang akan dipersembahkan terhadap para leluhur.
Hari Raya Penampahan Kuningan diperingati setiap Sukra Wage Wuku Kuningan. Dalam pelaksanaan kesiapan penyambutan hari raya kuningan dilakukan dengan memotong  binatang seperti;
Babi, ayam, bebek dan sebagainya yang akan dipersiapkan untuk pelengkap sarana Banten yang akan di persembahkan terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa dan membuat perisiapan sarana banten kuningan.
Sebelum perayaan hari raya Kuningan umat Hindu biasanya mempersiapkan sarana banten, seperti Tamiang, lamak, gantungan yang akan disematkan di Pelinggih.
Umat Hindu, sebelum hari raya Kuningan juga mempersiapkan sarana persembahyangan dengan metanding canang meraka yang berisikan buah-buahan.Â
Metanding canang sodan yang berisikan bantal tape, pelas, Jaja uli, Jaja gina, buah pisang, jeruk atau apel, selanggi, dan Sampian sodan serta membuat ajengan nasi kuning yang akan diaturkan terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa.
Nasi Kuning merupakan salah satu tradisi dalam perayaan Hari Raya Kuningan, ajengan nasi yang berwarna kuning yang diartikan sebagai simbol kedamaian dan ketentraman. Hal tersebut adalah sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih atas kedamaian yang diberikan oleh Ida Shang Hyang Widhi Wasa.
Pada Hari Raya Kuningan Umat Hindu, melaksanakan persembahyangan keliling. Pertama mengaturkan Banten dan mebakti di merajan atau sanggah,
Setalah itu melakukan persembahyangan dan mengaturkan Banten di Padmasana serta keliling mengaturkan canang sodan yang akan diaturkan diaturkan terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa.
Beserta mengaturkan segehan. Segehan adalah nasi yang dirwarnai oleh pewarna kesumba, yaitu segehan  berwarna panca warna, segehan putih, segehan barak (merah), segehan selem (hitam), yang akan diaturkan dibawah/ditanah yang disebut dengan Ibu Pertiwi yang dipersembahkan terhadap Para Bhuta Kala.
Setelah mengaturkan Canang sodan dan Banten, lalu melakukan persembahyangan bersama-sama yang diawali dengan "Puja Tri Sandhya".
Nah, Apa Sih Tujuan Melaksanakan Hari Raya Kuningan Itu?
Yuk simak tujuan dari perayaan hari raya Kuningan umat Hindu dibali.
Jadi, Tujuan Dari Hari Raya Kuningan adalah
Perayaan Hari Raya Kuningan ini dilaksanakan sebagai persembahyangan dengan memohon kepada Ida Shang Hyang Widhi Wasa
Yaitu untuk memohon perlindungan, kedamain, ketentraman, kemakmuran, ketenangan hati jiwa lahir dan batin.
Dengan melaksanakan hari raya Kuningan ini, umat Hindu diarahkan untuk selalu patuh dan taat pada ajaran agama.
Dikarenakan supaya kita sebagai umat Hindu akan selalu bersyukur dan ingat terhadap Ida Shang Hyang Widhi Wasa yang telah menciptakan kita di dunia. dan dalam pelaksanaan perayaan Hari Raya Kuningan Ini kita dapat diajarkan dan mengerti satu sama lain
Untuk saling menjalin kebersamaan, persaudaraan dengan menyama braya terhadap sesama, menciptakan kerukunan, kedamaian, serta kesahjeteraan bersama.
- Rahajegan Rahina Hari Raya Kuningan,
Dumogi Ida Sang Hyang Widhi Wasa ngicenin kerahayuan sareng sami. -
*Gusti Ayu Anggreni Puspita Dewi
*NIM 2111031286
*S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
*Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI