Dalam Gulita kelam
Seorang manusia berjalan dengan gelar tinggi,Â
Namun, dalam dirinya tersembunyi kegelapan,Â
Merayu dengan kata-kata penuh tipu daya.
Gelar tertinggi melingkupi dirinya,
Seperti mahkota keangkuhan yang mendera
Bagaikan Raja Bermahkota, Â
Namun di relung hatinyaÂ
Tersembunyi Rahasia Gulita
Memangsa jiwa yang tak bersalah.
Dia, sang merayu dengan senyum memikatÂ
Seperti pesona angin yang menggoda sang bungaÂ
Namun mata yang tajam, penuh hasrat menyalaÂ
Menatap gadis yang tulus, di ujung kegelapan pana.
Dengarlah, oh bunga muda!
Namun kata-kata itu menyimpan duri tajamÂ
Memanfaatkan gelarnya, merangkai rayuanÂ
Seolah puisi indah, namun meracuni jiwa yang Berdaya.
Gadis itu terlena, terjebak dalam pesonaÂ
Gelar sang merayu menghipnotis dirinyaÂ
Seiring waktu
Terkuaklah tirai gelapÂ
Sang gelar hanya ilusi
Dalam permainan nafsu keji.
Dia menuntut taat
Memarahi dengan kejamÂ
Menggertak, menakut-nakuti hingga menundukkanÂ
Gadis itu, gemetar dalam bayang gelapÂ
Diterkam rasa takut, dicengkeram oleh kekuasaan yang palsu
Namun dalam lelahnya, gadis itu bangkitÂ
Mengumpulkan keberanian di dalam hatinyaÂ
Bukan takdir untuk tunduk pada tirani gelarÂ
Melainkan cahaya kebenaran
Memecahkan belenggu malam.
Jakarta, 08 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H