Mohon tunggu...
Gusti Imam Nugroho
Gusti Imam Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Gusti Imam Nugroho adalah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Ia juga berprofesi sebagai Guru disalah satu sekolah di DKI Jakarta. Dalam hal ini Gusti Imam Nugroho pernah memiliki pengalaman dalam Bidang Organisasi Kemahasiswaan didalam Kampus, Ia pernah menjadi Anggota Organisasi Internal Kampus di Universitas Indraprasta PGRI. dan ia juga pernah menjadi Anggota Organisasi Extra Kampus yaitu Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Dalam hal ini beliau adalah mahasiswa yang sangat Aktif ketika dikampus atau pun ranah kehidupan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nafsu Tak Bergelar

8 Desember 2023   21:44 Diperbarui: 27 Desember 2023   18:41 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Sumber: Dok. Pribadi

Dalam Gulita kelam

Seorang manusia berjalan dengan gelar tinggi, 

Namun, dalam dirinya tersembunyi kegelapan, 

Merayu dengan kata-kata penuh tipu daya.

Gelar tertinggi melingkupi dirinya,

Seperti mahkota keangkuhan yang mendera

Bagaikan Raja Bermahkota,  

Namun di relung hatinya 

Tersembunyi Rahasia Gulita

Memangsa jiwa yang tak bersalah.

Dia, sang merayu dengan senyum memikat 

Seperti pesona angin yang menggoda sang bunga 

Namun mata yang tajam, penuh hasrat menyala 

Menatap gadis yang tulus, di ujung kegelapan pana.

Dengarlah, oh bunga muda!

Namun kata-kata itu menyimpan duri tajam 

Memanfaatkan gelarnya, merangkai rayuan 

Seolah puisi indah, namun meracuni jiwa yang Berdaya.

Gadis itu terlena, terjebak dalam pesona 

Gelar sang merayu menghipnotis dirinya 

Seiring waktu

Terkuaklah tirai gelap 

Sang gelar hanya ilusi

Dalam permainan nafsu keji.

Dia menuntut taat

Memarahi dengan kejam 

Menggertak, menakut-nakuti hingga menundukkan 

Gadis itu, gemetar dalam bayang gelap 

Diterkam rasa takut, dicengkeram oleh kekuasaan yang palsu

Namun dalam lelahnya, gadis itu bangkit 

Mengumpulkan keberanian di dalam hatinya 

Bukan takdir untuk tunduk pada tirani gelar 

Melainkan cahaya kebenaran

Memecahkan belenggu malam.

Jakarta, 08 Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun