Tuhan, sering sekali aku dikritik, disanksi, ditegur karena aku merokok, kata-kata mereka sungguh tajam  Â
Berhentilah merokok sebab rokok itu pembunuh berdarah dingin yang akan membunuhmu perlahan-lahan.
Berhentilah merokok sebab rokok itu menghabiskan uang dan hartamu.
Berhentilah merokok sebab merokok itu membuat gigimu kuning, badanmu bau dan matamu merah.
Berhentilah merokok sebab merokok itu... dan seterusnya
Itulah kata-kata yang sering mereka sematkan untuk menakut-nakuti diriku sang pencinta rokok.
Aku tidak pernah peduli dengan semuanya itu. Aku tetaplah seorang pecinta rokok sejati.
Tuhan, mungkin mereka merasa jengkel dan marah padaku yang selalu mengabaikan nasihat mereka.
Mereka pasti menganggap aku gila sebab lebih mencintai rokok ketimbang diriku sendiri,
Tuhan, terserah apa kata mereka aku tidak peduli. Aku hanya peduli pada rokokku saja.
Tuhan mereka tidak pernah bertanya arti rokok bagi hidupku, sebab bagi mereka rokok itu racun.