suami dan istri. Komunikasi yang awalnya sepele bisa menjadi sebuah perselisihan suami istri yang berujung ngambeknya sang istri. Ketika istri ngambek dan menolak berkomunikasi, situasi ini bisa menimbulkan tekanan psikologis bagi suami. Lalu bagaimana seorang suami menyikapinya? Berikut beberapa langkah yang dapat diambil seorang suami dalam menghadapi istri yang sedang ngambek.
Menjalani Long Distance Marriage (LDM) adalah tantangan emosional yang besar bagi1. Memahami Emosi IstriÂ
Kesabaran adalah elemen utama dalam menghadapi tekanan emosional. Allah berfirman:
"Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya kesabaranmu itu hanyalah dengan pertolongan Allah."
(QS. An-Nahl: 127)
Suami perlu memahami bahwa istri mungkin sedang mengalami gejolak emosi akibat jarak yang memisahkan, rasa kesepian, atau kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Alih-alih memendam frustrasi, suami dapat mencoba melihat situasi ini sebagai kesempatan untuk melatih kesabaran dan berempati terhadap perasaan pasangan. Dalam posisi ini seorang suami dituntut lebih kuat untuk bersabar.
2. Memberi Ruang kepada Istri
Dalam psikologi Islam, hubungan rumah tangga harus dibangun dengan komunikasi yang lembut dan penuh cinta dan kasih sayang (mawaddah wa rahmah). Ketika istri sedang ngambek, beri ruang baginya untuk menenangkan diri. Namun, pastikan suami tetap menunjukkan perhatian melalui cara-cara sederhana, seperti: mengirim pesan yang berisi doa atau ungkapan cinta dan memberikan waktu tanpa memaksakan komunikasi langsung.
Menunggu dengan ikhlas adalah wujud penghormatan terhadap proses emosi istri. Rasulullah SAW sendiri pernah menghadapi situasi serupa dan memberikan ruang kepada istrinya tanpa memutus kasih sayang.
Hal tersebut tergambar dalam sebuah kisah yang menceritakan kecemburuan istri Nabi Muhammad SAW, terdapat pada hadis riwayat Ibnu Majah pada kitab Sunan Ibnu Majah yang artinya :
"Telah menceritakan kepada kami Ali telah menceritakan kepada kami Ibnu Ulayyah dari Humaid dari Anas ia berkata; Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada di tempat istrinya. Lalu salah seorang Ummahatul Mukminin mengirimkan hidangan berisi makanan. Maka isteri Nabi yang beliau saat itu sedang berada dirumahnya memukul piring yang berisi makanan, maka beliau pun segera mengumpulkan makanan yang tercecer ke dalam piring, lalu beliau bersabda: "Ibu kalian rupanya sedang terbakar cemburu." Kemudian beliau menahan sang khadim (pembantu) hingga didatangkan piring yang berasal dari rumah isteri yang beliau pergunakan untuk bermukim. Lalu beliau menyerahkan piring yang bagus kepada isteri yang piringnya pecah, dan membiarkan piring yang pecah di rumah isteri yang telah memecahkannya." (HR. Ibnu Majah)
Dari hadis yang diceritakan diatas, Rasulullah bersikap tenang atas rasa cemburu yang dialami oleh Aisyah yang artinya memberikan ruang kepada istrinya untuk menenangkan diri. Betapa arif dan bijaksana Rasulullah tatkala itu hanya diam dan memunguti makanan yang terjatuh, sambil bercanda kepada tamunya, "makanlah, sesungguhnya ibu kalian ini (Aisyah) sedang dilanda cemburu."
Sedangkan langkah-langkah sebagai suami untuk dirinya sendiri antara lain sebagai berikut :
1. Mengelola StresÂ
Doa dan dzikir adalah cara efektif untuk meredakan tekanan mental. Rasulullah SAW bersabda:
"Ingatlah, dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra'd: 28)
Suami dapat memperbanyak dzikir, seperti hasbunallah wa ni'mal wakil atau la hawla wa la quwwata illa billah, untuk membantu menenangkan hati. Selain itu, mendoakan istri agar hatinya dilapangkan dan diberi ketenangan juga menjadi bentuk kasih sayang yang mendalam.
2. Menjaga Keseimbangan DiriÂ
Selama masa ngambek ini, penting bagi suami untuk tetap menjaga rutinitas harian yang sehat agar kesehatan mentalnya tidak terganggu. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Olahraga: Aktivitas fisik seperti berjalan atau berolahraga ringan membantu melepaskan hormon endorfin yang mengurangi stres.
- Bersosialisasi: Berbicara dengan sahabat terpercaya atau bergabung dalam komunitas Islami dapat memberikan dukungan emosional.
- Melakukan Hobi: Mengisi waktu dengan aktivitas yang menyenangkan dapat membantu mengalihkan pikiran dari tekanan sementara.
3. Introspeksi DiriÂ
Momen ini juga dapat digunakan untuk merenung dan bermuhasabah. Apakah ada sikap atau tindakan yang kurang berkenan bagi istri? Dalam psikologi Islam, introspeksi adalah langkah penting untuk memperbaiki hubungan, seperti yang diajarkan Rasulullah SAW:
"Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin yang lain."
(HR. Abu Dawud)
Jika ditemukan hal yang perlu diperbaiki, suami dapat menyampaikan permohonan maaf kepada istri dengan cara yang tulus.
4. Mengambil HikmahÂ
Islam memandang ujian sebagai cara Allah mendidik hamba-Nya untuk lebih dewasa secara spiritual. Ujian seperti LDM dapat menjadi peluang untuk memperkuat keimanan, memperdalam rasa syukur, dan meningkatkan kedekatan kepada Allah.
Allah berfirman:
"Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
(QS. Al-Insyirah: 6)
Dengan memahami bahwa setiap kesulitan pasti diiringi kemudahan, suami dapat tetap optimis bahwa ujian ini akan berlalu dan hubungan dengan istri akan semakin kuat.
Saat menghadapi istri yang ngambek selama LDM, suami perlu bersikap sabar, mengelola emosinya melalui pendekatan spiritual, dan tetap menjaga keseimbangan mental dengan aktivitas positif. Dengan mengutamakan sikap positif seperti kesabaran, kasih sayang, dan introspeksi, suami tidak hanya mampu menjaga kesehatan mentalnya, tetapi juga membangun hubungan rumah tangga yang lebih harmonis dan penuh keberkahan.
***
Silahkan baca juga :
"Find My Device" antara Keterbukaan atau Overcontrol
Ketika Pria dengan Logika dan Wanita dengan Perasaan, Dimana Titik Temunya?
Siapa yang Paling Dikorbankan dalam LDM?
Menjadi Pendengar yang Baik bagi Seorang Suami saat Menjalani LDM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H