Long Distance Marriage (LDM) atau pernikahan jarak jauh bukan hanya sekadar ujian fisik, tetapi juga ujian emosional dan spiritual yang berat. Banyak pasangan suami-istri menjalani LDM karena faktor pekerjaan, pendidikan, atau situasi lainnya. LDM seringkali menghadirkan tantangan dalam menjaga kepercayaan, komunikasi, serta pemenuhan kebutuhan emosional dan spiritual. Secara umum dalam konteks ajaran Islam, terdapat alternatif solusi untuk mengatasi tantangan yang muncul dalam kehidupan LDM.
Tantangan dalam Long Distance Marriage
Beberapa tantangan yang sering muncul dalam perjalanan LDM antara lain sebagai berikut :
a. Kesulitan dalam Menjaga Komunikasi dan Kepercayaan
Komunikasi yang terputus-putus sering kali menimbulkan rasa tidak percaya. Suami-istri mungkin merasa cemas dan curiga saat tidak bisa mengakses informasi tentang pasangan. Menurut teori psikologi, komunikasi yang intensif dan efektif adalah dasar dari kepercayaan dan kepuasan dalam hubungan. Dalam kondisi LDM, kepercayaan bisa memudar ketika komunikasi terganggu.
b. Kekosongan Emosional dan Fisik
Ketiadaan kehadiran fisik pasangan dapat menciptakan kesepian dan kekosongan emosional. Rasa rindu yang menumpuk tanpa kemampuan untuk bertemu bisa menjadi beban emosional yang berat. Menurut Attachment Theory dalam psikologi, keterikatan fisik dan emosional sangat penting dalam menjaga kedekatan batin antar pasangan.
c. Tantangan dalam Menghindari Godaan
Dalam Islam, seorang suami dan istri wajib menjaga pandangan dan pergaulan agar terhindar dari fitnah dan godaan yang bisa merusak hubungan suci pernikahan. LDM yang membatasi interaksi fisik dapat membuka peluang godaan eksternal, baik secara emosional maupun fisik.
Kiat Mengatasi Tantangan LDM Berdasarkan Ajaran Islam
a. Menjaga Kepercayaan Pasangan dengan Tawakal dan Baik Sangka
Islam mengajarkan pentingnya menjaga kepercayaan dari pasangan sebagai bagian dari iman. Dalam QS. Al-Hujurat [49:12], Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa..." Menjaga prasangka baik adalah kunci untuk meredam rasa curiga. Dalam LDM, komunikasi yang jujur dan terbuka sangat penting untuk memelihara kepercayaan terhadap pasangan.
Hadis Nabi SAW menyatakan, "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya" (HR. Bukhari). Seorang suami dan istri adalah pemimpin bagi keluarga mereka, termasuk dalam menjaga kepercayaan satu sama lain.
b. Mengisi Kekosongan Emosional dengan Ibadah dan Ketaatan
Ketika kesepian datang, Islam menganjurkan untuk menyalurkan emosi melalui ibadah. Shalat, berdoa, dan mengaji adalah sarana untuk menguatkan hati dalam menghadapi kerinduan. Nabi Muhammad SAW dan Siti Khadijah RA juga menghadapi perpisahan dalam beberapa momen, namun mereka tetap menjaga kesetiaan melalui kecintaan pada Allah SWT.
c. Menjaga Pandangan dan Lingkungan Pergaulan
Dalam QS. An-Nur [24:30-31], Allah memerintahkan umat-Nya untuk menundukkan pandangan. Menjaga lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang bisa menasihati dan menjaga batasan akan membantu pasangan LDM untuk tetap setia. Khalifah Umar bin Khattab pernah menegur para sahabat yang terlalu lama meninggalkan istri mereka untuk berperang, sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian terhadap kondisi emosional keluarga.
Mencontoh Nabi Ibrahim dan Siti Hajar
Kisah Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar adalah contoh pasangan yang menjalani perpisahan fisik dalam jangka panjang. Nabi Ibrahim meninggalkan Siti Hajar dan putranya, Ismail, di lembah Mekkah. Namun, kepercayaan Siti Hajar kepada Allah sangat kuat, sehingga ia mampu bersabar dan bertawakal. Setiap kali rasa takut dan cemas datang, ia menguatkan dirinya dengan doa dan tawakal. Sikap tawakal inilah yang dapat menjadi teladan bagi pasangan LDM dalam Islam.
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam praktik sehari-hari, pasangan LDM dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
- Mengatur Jadwal Komunikasi Rutin: Meluangkan waktu untuk berbicara dengan sarana teknologi yang dimiliki setiap hari atau sesuai kesepakatan dapat membantu menjaga komunikasi.
- Melakukan Ibadah Bersama Secara Virtual: mengaji, dzikir pagi-petang, saling membangunkan untuk shalat malam, komitmen bersama untuk puasa sunah di waktu yang disepakati, dan hal-hal lain yang bersifat ibadah dapat memperkuat ikatan spiritual.
- Mencari Lingkungan Pergaulan yang Islami: Lingkungan yang baik akan menjaga pasangan dari potensi godaan. Pasangan yang tinggal jauh dari keluarga bisa mencari dukungan di komunitas-komunitas muslim.
- Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak: Islam mengajarkan kita untuk memanfaatkan segala sarana untuk kebaikan. Teknologi bisa menjadi sarana menjaga hubungan, seperti melalui panggilan video, mengirim pesan motivasi, atau mengirim paket kejutan yang mempererat hubungan.
Menjalani LDM adalah tantangan besar yang membutuhkan kesabaran, keikhlasan, dan usaha bersama untuk menjaga hubungan. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, pasangan dapat menghadapi rintangan LDM dengan lebih kuat dan yakin. Islam mengajarkan kesabaran dan tawakal yang besar, sehingga setiap perpisahan fisik bisa dihadapi sebagai jalan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan memperkuat hubungan suci pernikahan.
***
Silahkan baca juga :Â
Menjadi Pendengar yang Baik bagi Seorang Suami saat Menjalani LDM
Siapa yang Paling Dikorbankan dalam LDM?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H